Mohon tunggu...
Syifa Nabila
Syifa Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

an INFJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Studi Kehutanan

31 Agustus 2023   18:54 Diperbarui: 31 Agustus 2023   19:02 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kalau saya jadi beban kelompok saat pengambilan data?

Bagaimana kalau saya sakit saat pengambilan data?

Bagaimana kalau saya tidak bisa mengikuti langkah kelompok saya karena terlalu lelah?

Bagaimana kalau saya terluka?

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak saya saat hendak mengikuti praktek di lapangan.

Saat semester awal, saya mengikuti praktek di Taman Nasional Alas Purwo. Taman Nasional Alas Purwo terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Di sana saya mendapat banyak pengalaman baru. Saya dan teman-teman tidak hanya mengamati banyak tipe hutan. Kami mendapat kesempatan untuk melihat penangkaran penyu dan mendengarkan tentang penangkaran penyu langsung dari ahlinya. Tak hanya itu, kami diajak melihat Padang Savana Sadengan dan mendapat pembelajaran tentang satwa liar dari dosen.

Semester berikutnya, saya mengikuti Praktek Pengukuran Sumberdaya Hutan di Wanagama (hutan yang dipunya oleh UGM, letaknya di Gunungkidul Yogyakarta). Kami melakukan Inventarisasi Hutan (mengukur diameter pohon dan tinggi pohon menggunakan alat bantu), mengamati aspek Kesehatan Hutan, melakukan analisis terhadap vegetasi dengan tingkatan kerapatan yang berbeda, dan mengamati aspek Sosial Ekonomi masyarakat sekitar hutan. Untuk mengamati aspek Sosial Ekonomi masyarakat sekitar hutan, kami harus melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar hutan loh. Hasil pengamatan diolah untuk digunakan sebagai bahan dari laporan. 

Satu semester setelahnya, saya megikuti Praktek Rencana Usaha Kehutanan (PRUK) di Kampus Lapangan Getas (Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus punya UGM yang terletak di daerah Blora dan Ngawi). Aspek yang diamati pada PRUK bisa disebut kompleks karena data yang didapat akan diolah sebagai bahan untuk dokumen perencanaan pembangunan hutan. Kami mengamati persemaian, kegiatan pemanenan, pabrik pengolahan kayu, dsb. Kami juga menginap di rumah warga untuk mengamati secara langsung kondisi desa sekitar hutan. 

Fisik dan mental harus kuat adalah salah satu risiko sebagai anak Kehutanan. Tentu bukan tanpa alasan. Pengamatan di lapangan bukan hal yang mudah. Medan yang curam dan licin serta tempat pengamatan yang sulit diakses adalah tantangan yang harus dihadapi oleh anak Kehutanan.  Rangkaian dari praktek yang panjang tentu membutuhkan banyak waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Bisa dibilang hal tersebut sering membuat saya menyesal masuk Kehutanan sampai saya berpikir apakah saya salah masuk program studi ya? Sebab praktek terasa berat menurut saya. Walaupun saya tidak memungkiri, saya mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru dan saya suka hal tersebut.

Bukan hanya praktek, ada juga praktikum. Perbedaan dari praktek dan praktikum adalah sebagai berikut.

Praktek

  • Praktek hanya berlangsung di akhir semester atau di awal semester
  • Pengambilan data membutuhkan waktu lebih dari 1 hari pada daerah hutan tertentu (sehingga harus tidur di penginapan yang telah disediakan)
  • Penutup dari praktek biasanya pertanggungjawaban dengan dosen langsung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun