Mohon tunggu...
Syifa Nabila
Syifa Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

an INFJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Studi Kehutanan

31 Agustus 2023   18:54 Diperbarui: 31 Agustus 2023   19:02 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi tentang Program Studi Kehutanan (Dokumentasi Pribadi)

Siapa yang tidak tahu program studi Kehutanan? Walaupun sudah banyak yang tau program studi Kehutanan namun belum banyak yang tahu detail. Sebenarnya apa yang menarik dari program studi Kehutanan? Apakah terdapat risiko apabila terdaftar sebagai mahasiswa program studi Kehutanan?

Untuk mengetahui detail tentang program studi Kehutanan, artikel ini akan membahas sedikit tentang program studi Kehutanan. Saya akan bercerita tentang pengalaman saya sebagai anak Kehutanan. Saya harap artikel ini bisa digunakan sebagai gambaran untuk kamu yang tertarik masuk program studi Kehutanan.

Kehutanan adalah program studi yang membahas tentang hutan. Namun tidak hanya membahas tentang pohon. Hal yang lain yang dibahas antara lain tanah hutan, hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu, pemetaan, hidrologi, klimatologi, manajemen sumberdaya hutan, ekonomi, hubungan antara masyarakat dan hutan, serta banyak materi lain.

Tidak hanya membahas materi pada bidang sains dan teknologi saja, sosial dan humaniora pun dibahas dalam Kehutanan. Tidak bisa dipungkiri, saya sempat kaget dan heran sebab saya harus belajar materi seperti ekonomi dan komunikasi. Saya mengakui saya lemah pada bidang sosial humaniora. Maka dari itu, saya sempat merasa tidak percaya diri. Namun setelah dihadapi, saya jadi paham hubungan antara materi ekonomi dan komunikasi terhadap dunia Kehutanan.

Untuk program studi Kehutanan UGM terdapat 4 departemen.

  • Departemen Silvikultur
    • Laboratorium Silvikultur dan Agroforestri
    • Laboratorium Perlindungan dan Kesehatan Hutan
    • Laboratorium Pemuliaan Pohon
    • Laboratorium Fisiologi dan Tanah Hutan
  • Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
    • Laboratorium Ekologi Hutan
    • Laboratorium Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
    • Laboratorium Pengelolaan Pariwisata Alam
    • Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar
  • Departemen Manajemen Hutan
    • Laboratorium Perencanaan Pembangunan Hutan
    • Laboratorium Ekonomi Sosial Kehutanan
    • Laboratorium Komputer dan Biometrika
    • Laboratorium Pemanenan Hasil Hutan
    • Laboratorium Sistem Informasi Spasial dan Pemetaan Hutan
  • Departemen Teknologi Hasil Hutan
    • Laboratorium Dasar Sifat Dasar Kayu
    • Laboratorium Dasar Pengolahan Hasil Hutan Kayu
    • Laboratorium Pembentuan dan Peningkatan Kualitas Kayu
    • Laboratorium Konversi Kimia Biomaterial
    • Laboratorium Rekayasa Biomaterial

Sumber: Buku Panduan Akademik Fakultas Kehutanan

Dari departemen di atas dapat diketahui garis besar apa saja yang akan dipelajari pada program studi Kehutanan. Pada semester tertentu, mahasiswa akan masuk pada salah satu departemen di atas. Setelah itu, mahasiswa akan masuk pada salah satu laboratorium (dari departemen yang sudah dimasuki) untuk penyusunan skripsi.

Berikutnya, saya akan bercerita tentang pengalaman saya sebagai anak Kehutanan. Menurut saya, banyak hal menarik dari program studi Kehutanan. Hal menarik tersebut adalah mengetahui cara untuk membangun dan merawat hutan serta mengetahui dan memahami pengaruh hutan terhadap banyak aspek. Program studi Kehutanan juga membahas tentang hubungan masyarakat dan sumberdaya hutan serta memahami dan mengetahui pemanfaatan hutan yang tepat. Tujuan dari semua itu adalah tercipta prinsip hutan lestari.

Tentu dalam program studi Kehutanan akan terdapat banyak praktek di lapangan. Rangkaian dari praktek lapangan adalah pengambilan data di lapangan, pengolahan data, pembuatan laporan praktek, dan pertanggungjawaban dengan dosen. Biasanya pengambilan data membutuhkan waktu sekitar tujuh hari hingga satu bulan. Mahasiswa akan tidur di penginapan yang telah disediakan. Saat praktek di lapangan, banyak pengalaman yang akan didapat.

Praktek di lapangan merupakan salah satu hal yang saya takutkan. Hal yang paling saya takutkan adalah saat pengambilan data.

Bagaimana kalau saya jadi beban kelompok saat pengambilan data?

Bagaimana kalau saya sakit saat pengambilan data?

Bagaimana kalau saya tidak bisa mengikuti langkah kelompok saya karena terlalu lelah?

Bagaimana kalau saya terluka?

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak saya saat hendak mengikuti praktek di lapangan.

Saat semester awal, saya mengikuti praktek di Taman Nasional Alas Purwo. Taman Nasional Alas Purwo terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Di sana saya mendapat banyak pengalaman baru. Saya dan teman-teman tidak hanya mengamati banyak tipe hutan. Kami mendapat kesempatan untuk melihat penangkaran penyu dan mendengarkan tentang penangkaran penyu langsung dari ahlinya. Tak hanya itu, kami diajak melihat Padang Savana Sadengan dan mendapat pembelajaran tentang satwa liar dari dosen.

Semester berikutnya, saya mengikuti Praktek Pengukuran Sumberdaya Hutan di Wanagama (hutan yang dipunya oleh UGM, letaknya di Gunungkidul Yogyakarta). Kami melakukan Inventarisasi Hutan (mengukur diameter pohon dan tinggi pohon menggunakan alat bantu), mengamati aspek Kesehatan Hutan, melakukan analisis terhadap vegetasi dengan tingkatan kerapatan yang berbeda, dan mengamati aspek Sosial Ekonomi masyarakat sekitar hutan. Untuk mengamati aspek Sosial Ekonomi masyarakat sekitar hutan, kami harus melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar hutan loh. Hasil pengamatan diolah untuk digunakan sebagai bahan dari laporan. 

Satu semester setelahnya, saya megikuti Praktek Rencana Usaha Kehutanan (PRUK) di Kampus Lapangan Getas (Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus punya UGM yang terletak di daerah Blora dan Ngawi). Aspek yang diamati pada PRUK bisa disebut kompleks karena data yang didapat akan diolah sebagai bahan untuk dokumen perencanaan pembangunan hutan. Kami mengamati persemaian, kegiatan pemanenan, pabrik pengolahan kayu, dsb. Kami juga menginap di rumah warga untuk mengamati secara langsung kondisi desa sekitar hutan. 

Fisik dan mental harus kuat adalah salah satu risiko sebagai anak Kehutanan. Tentu bukan tanpa alasan. Pengamatan di lapangan bukan hal yang mudah. Medan yang curam dan licin serta tempat pengamatan yang sulit diakses adalah tantangan yang harus dihadapi oleh anak Kehutanan.  Rangkaian dari praktek yang panjang tentu membutuhkan banyak waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Bisa dibilang hal tersebut sering membuat saya menyesal masuk Kehutanan sampai saya berpikir apakah saya salah masuk program studi ya? Sebab praktek terasa berat menurut saya. Walaupun saya tidak memungkiri, saya mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru dan saya suka hal tersebut.

Bukan hanya praktek, ada juga praktikum. Perbedaan dari praktek dan praktikum adalah sebagai berikut.

Praktek

  • Praktek hanya berlangsung di akhir semester atau di awal semester
  • Pengambilan data membutuhkan waktu lebih dari 1 hari pada daerah hutan tertentu (sehingga harus tidur di penginapan yang telah disediakan)
  • Penutup dari praktek biasanya pertanggungjawaban dengan dosen langsung

Praktikum

  • Praktikum berlangsung satu semester (durasi satu pertemuan per minggu)
  • Praktikum didampingi oleh asisten laboratorium (coas)
  • Praktikum berlangsung di laboratorium bukan di lapangan langsung (biasanya ada praktikum yang membutuhkan pengamatan di lapangan langsung namun tidak menginap)
  • Penutup dari praktikum biasanya terdapat test dalam bentuk tulisan atau test dalam bentuk lisan dengan asisten laboratorium (coas)

Untuk praktikum menurut saya tidak terlalu berat. Namun dalam satu semester bisa terdapat 5 praktikum sehingga pelaksanaan praktikum mempunyai kemungkinan untuk tumpang tindih. Dampaknya laporan praktikum yang harus ditumpuk bisa lebih dari satu dalam satu minggu. Hal ini saya anggap sebagai salah satu risiko masuk Kehutanan.

Itu tadi adalah gambaran pengalaman saya sebagai anak Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Menurut saya apabila hendak masuk Kehutanan, coba cari tahu tentang Kehutanan terlebih dahulu. Lebih baik tidak menyesal di tengah-tengah.

Hutan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kehidupan. Jadi saya harap akan ada banyak orang yang sadar hal tersebut sehingga hutan akan tetap ada bahkan semakin banyak sehingga manfaatnya akan lebih terasa lagi.

Ingat tujuan mengapa masuk Kehutanan. Hal tersebut saya pegang sampai sekarang supaya saya tidak salah arah. Semoga cerita saya bisa digunakan sebagai gambaran untuk kamu yang tertarik masuk Kehutanan. Semangat ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun