Mohon tunggu...
Nursyifa Azzahro
Nursyifa Azzahro Mohon Tunggu... Dosen - Linguist

Dosen Sastra Jepang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kisruh Pro Kontra Wisuda TK sampai SMA, Perlukah Ditiadakan?

19 Juni 2023   14:22 Diperbarui: 19 Juni 2023   14:25 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, beberapa audiens menyatakan ketidaksetujuannya dengan dalih esensi wisuda.

"Kontra. Karena Menurut KBBI aja definisi wisuda itu ya pelantikan kelulusan sarjana. Terus, kalau tiap kelar jenjang pendidikan diwisuda, kok rasanya toga itu jadi biasa saja. Lalu proses wisuda kan harus khidmat ya, kaku gitu, kalau diadakan dari TK-SMA kayaknya hilang khidmatnya", jelas Ummul Khaer.

Kemudian Ummul Khaer (31) menyampaikan bahwa tingkat sekolah tersebut cukup dirayakan dengan perpisahan sekolah atau pentas seni pada umumnya.

"Perpisahan pelepasan para lulusan cukup, disertai acara penampilan yang ringan-ringan aja gak harus khidmat", lanjutnya.


PRO

Berbeda dengan pendapat di atas, Marinda Pradipta Dwi Ghaisani (33) menyatakan setuju dengan prosesi wisuda bagi siswa TK-SMA. Menurutnya, definisi wisuda bahkan tidak merujuk pada sarjana secara eksplisit.

"Yang berkaitan dengan kuliah hanya contoh kalimatnya saja, bukan maknanya. Adapun definisi menurut KBBI hanya 'pelantikan yang dilakukan dengan upacara khidmat', silakan dicek", kata Marinda meyakinkan.

Marinda berasumsi adanya pro-kontra wisuda anak sekolah ini berawal dari biaya tambahan (di luar biaya pendidikan yang telah ditetapkan sekolah). Ia juga menyayangkan kejadian ini dan berharap pihak sekolah mempersiapkan dari jauh-jauh hari.

"Jadi ya kasihan dan simpati juga kalau ada yang tiba-tiba diketok di belakang. Orang tua gak mungkin nolak karena ya masa teman-temannya wisuda, anaknya seorang gak ikut hanya karena walimurid gak setuju", lanjutnya.

Ia juga menyampaikan kisah sekolah lain yang begitu megahnya merayakan prosesi wisuda. Namun, Ia enggan mengomentari negatif dengan dalih "mending uangnya buat sedekah, dan lain-lain", seakan-akan mereka tidak melakukannya.

"Karena kurasa itu hak mereka dan mereka mampu. Ya bakal ga bijak juga aku yang orang asing sok-sokan mau atur how they spend their money lho", ujar Ibu dari 2 anak tersebut.

Marinda juga menyampaikan bahwa kisruh pro-kontra terkait wisuda anak ini juga sepatutnya dijadikan pelajaran bagi orang tua murid agar lebih bijak memilih sekolah selanjutnya, termasuk budaya perayaan kelulusan siswa. Hal Ini dilakukan agar orang tua dapat mengambil langkah yang tepat dan tidak terkesan memaksakan kemampuan. Selain itu, ada juga orang tua murid yang setuju dengan wisuda SMA dan kuliah saja, tidak dengan wisuda TK-SMP.

"Diringkas saja, untuk SMA-kuliah. Kalau dari TK terlalu menghamburkan uang. Iya kalau anaknya 1, kalau anaknya 3 dan lulus bersamaan, pusing nanti ibu-ibu", kata Emil.

Emil (30) menjelaskan alasan mengapa setuju untuk wisuda SMA-kuliah secara lugas.

"SMA gak apa-apa diadakan wisuda, supaya anak yang tidak melanjutkan kuliah bisa merasakan sensasi wisuda. Setidaknya bisa memiliki momen pakai toga, ya meskipun ga se-formal Perguruan Tinggi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun