Mohon tunggu...
Nursyifa Azzahro
Nursyifa Azzahro Mohon Tunggu... Dosen - Linguist

Dosen Sastra Jepang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kisruh Pro Kontra Wisuda TK sampai SMA, Perlukah Ditiadakan?

19 Juni 2023   14:22 Diperbarui: 19 Juni 2023   14:25 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Wokandapix, Pixabay

Wisuda adalah upacara atau perayaan yang dilakukan untuk menandai selesainya suatu tingkat pendidikan atau kelulusan.

Melalui prosesi dan simbolisme yang ada, wisuda juga melambangkan transformasi, penghargaan, dan pemisahan dalam perjalanan pendidikan seseorang. Setiap memasuki waktu kelulusan sekolah, perdebatan mengenai wisuda bagi anak TK hingga SMA ramai terjadi.

Perlukah wisuda bagi siswa TK-SMA?

Kami melakukan wawancara langsung terhadap beberapa kalangan mengenai wisuda bagi siswa TK-SMA dan urgensinya.

Dari 10 audiens, 5 di antaranya menyatakan kontra, 3 di antaranya pro dan sisanya netral.

KONTRA

Beberapa di antara pihak yang kontra menyatakan alasan keberatannya karena finansial.

Seperti yang disampaikan Ayu Anjani (30). Ia menyatakan keberatan adanya wisuda pada tingkat SD, SMP, SMA.

"Karena banyak hal sih, salah satunya budget untuk wisuda tidak sedikit dibandingkan (acara) perpisahan sekolah pada umumnya. Jenjang pendidikan yang ditempuh juga cukup banyak untuk (dari SD sampai kuliah)", ujar Ayu.

Terlebih lagi, dana wisuda pada tingkat pendidikan dasar hingga atas yang cukup memberatkan tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan peralatan sekolah dan biaya masuk sekolah pada jenjang berikutnya.

"Anak-anak disuruh dandan dan berkebaya padahal biaya itu bisa dipakai buat beli seragam baru atau barang (ATK dan perlengkapan sekolah lain) untuk ke jenjang selanjutnya", lanjutnya.

Selain itu, beberapa audiens menyatakan ketidaksetujuannya dengan dalih esensi wisuda.

"Kontra. Karena Menurut KBBI aja definisi wisuda itu ya pelantikan kelulusan sarjana. Terus, kalau tiap kelar jenjang pendidikan diwisuda, kok rasanya toga itu jadi biasa saja. Lalu proses wisuda kan harus khidmat ya, kaku gitu, kalau diadakan dari TK-SMA kayaknya hilang khidmatnya", jelas Ummul Khaer.

Kemudian Ummul Khaer (31) menyampaikan bahwa tingkat sekolah tersebut cukup dirayakan dengan perpisahan sekolah atau pentas seni pada umumnya.

"Perpisahan pelepasan para lulusan cukup, disertai acara penampilan yang ringan-ringan aja gak harus khidmat", lanjutnya.


PRO

Berbeda dengan pendapat di atas, Marinda Pradipta Dwi Ghaisani (33) menyatakan setuju dengan prosesi wisuda bagi siswa TK-SMA. Menurutnya, definisi wisuda bahkan tidak merujuk pada sarjana secara eksplisit.

"Yang berkaitan dengan kuliah hanya contoh kalimatnya saja, bukan maknanya. Adapun definisi menurut KBBI hanya 'pelantikan yang dilakukan dengan upacara khidmat', silakan dicek", kata Marinda meyakinkan.

Marinda berasumsi adanya pro-kontra wisuda anak sekolah ini berawal dari biaya tambahan (di luar biaya pendidikan yang telah ditetapkan sekolah). Ia juga menyayangkan kejadian ini dan berharap pihak sekolah mempersiapkan dari jauh-jauh hari.

"Jadi ya kasihan dan simpati juga kalau ada yang tiba-tiba diketok di belakang. Orang tua gak mungkin nolak karena ya masa teman-temannya wisuda, anaknya seorang gak ikut hanya karena walimurid gak setuju", lanjutnya.

Ia juga menyampaikan kisah sekolah lain yang begitu megahnya merayakan prosesi wisuda. Namun, Ia enggan mengomentari negatif dengan dalih "mending uangnya buat sedekah, dan lain-lain", seakan-akan mereka tidak melakukannya.

"Karena kurasa itu hak mereka dan mereka mampu. Ya bakal ga bijak juga aku yang orang asing sok-sokan mau atur how they spend their money lho", ujar Ibu dari 2 anak tersebut.

Marinda juga menyampaikan bahwa kisruh pro-kontra terkait wisuda anak ini juga sepatutnya dijadikan pelajaran bagi orang tua murid agar lebih bijak memilih sekolah selanjutnya, termasuk budaya perayaan kelulusan siswa. Hal Ini dilakukan agar orang tua dapat mengambil langkah yang tepat dan tidak terkesan memaksakan kemampuan. Selain itu, ada juga orang tua murid yang setuju dengan wisuda SMA dan kuliah saja, tidak dengan wisuda TK-SMP.

"Diringkas saja, untuk SMA-kuliah. Kalau dari TK terlalu menghamburkan uang. Iya kalau anaknya 1, kalau anaknya 3 dan lulus bersamaan, pusing nanti ibu-ibu", kata Emil.

Emil (30) menjelaskan alasan mengapa setuju untuk wisuda SMA-kuliah secara lugas.

"SMA gak apa-apa diadakan wisuda, supaya anak yang tidak melanjutkan kuliah bisa merasakan sensasi wisuda. Setidaknya bisa memiliki momen pakai toga, ya meskipun ga se-formal Perguruan Tinggi"

NETRAL

Sementara itu, Juanto (64) menyatakan pandangannya mengenai wisuda ini dengan santai.

"Wisuda awalnya adalah tradisi di Perguruan Tinggi, karena dianggap baik maka diadopsi oleh pengelola SMA, SMP, SD sampai TK. Namun terkait dengan tradisi tersebut dianggap memberatkan pihak orang tua di TK-SMA, kegiatan Wisuda TK-SMA sebaiknya dilakukan musyawarah dengan Komite Sekolah, Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) sehingga ada solusi bagi mereka yang kurang mampu secara ekonomi", ujar Mantan Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon ini.

MAKNA SAKRAL WISUDA

Toga awalnya merupakan simbol bahwa mahasiswa telah lulus dan selesai melakukan pembelajaran, serta siap untuk terjun ke masyarakat. Para mahasiswa memakai tali toga menandakan mereka selama menjadi mahasiswa selalu menggunakan otak kirinya untuk belajar dan berpikir akademis. Seperti yang diketahui, otak kiri berhubungan dengan pemikiran analitis, hafalan, logika dan lain sebagainya.

Dengan dipindahkannya tali toga ke sebelah kanan oleh Rektor, maka para mahasiswa ini diharapkan mampu menggunakan otak kanannya saat terjun di masyarakat. Anggapan beberapa pihak yang kontra bahwa 'jika simbol ini juga mengikat pada anak TK, kan belum mampu beranalisis dan mengemukakan pendapat di masyarakat, akan hilang maknanya' ini dibantah oleh Marinda.

"Kalau proses wisuda khususnya mindahin tali itu dianggap sebuah 'simbol' tertentu yang punya makna, bukankah prosesi sebagai simbol itu bisa dan sangat mungkin untuk dimaknai ulang (bergeser makna)? Perubahan itu sangat mungkin", bantah Marinda menguatkan.

Pada dasarnya, wisuda memberikan inspirasi dan motivasi kepada individu untuk melangkah ke masa depan dengan penuh keyakinan.

Melihat rekan-rekan yang berhasil meraih kelulusan dan memasuki tahap berikutnya dalam hidup mereka memberikan dorongan dan harapan bahwa mereka juga dapat mencapai tujuan mereka.

Fenomena wisuda anak-anak di tingkat pendidikan yang lebih rendah mencerminkan keinginan untuk menghargai prestasi dan memberikan pengakuan kepada anak-anak.

Meskipun terdapat pro dan kontra terkait perayaan ini, penting bagi orangtua dan pendidik untuk mempertimbangkan keseimbangan antara menghargai prestasi anak dan menjaga fokus pada proses pembelajaran yang sebenarnya.

Dalam mempersiapkan dan merayakan wisuda anak-anak, perlu dipastikan bahwa nilai-nilai pendidikan, kesederhanaan, dan perkembangan anak tetap menjadi prioritas utama.

Pihak sekolah diharapkan melakukan komunikasi yang baik bersama orang tua murid agar menghasilkan keputusan bersama yang tidak memberatkan dan merugikan beberapa pihak.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun