Weedy yang merasa bukan orang pintar, tidak pernah sekolah guru, belum pernah mengajar, jarang memakai bahasa Indonesia dengan baik dan benar, bahasa Jepang masih amburadul, orangnya tidak serius, dan pelupa. Nah, rasa kekurangan-kekurangan itu yang membuat Weedy maju-mundur tidak langsung menerima tawaran sensei bahasa Jepangnya saat itu.
Namun, dukungan keluarga untuk mencoba sesuatu yang baru akhirnya meruntuhkan semua kegalauan ibu 2 anak itu untuk menjadi seorang guru privat bahasa Indonesia di Jepang.
"Mengajar untuk orang Jepang adalah hal yang sangat luar biasa bagi saya, untuk orang yang masih belepotan bahasa Jepang dan sebelumnya sama sekali tidak pernah bermimpi untuk menjadi pengajar". Kenang Weedy bangga.
Artikel yang menarik dan rinci, untuk ulasan selengkapnya bisa dibaca di artikel tersebut.
**
Bahasa Indonesia saat ini semakin diminati dunia. Bukan semata karena Indonesia menjadi negara yang berpotensi menjadi pasar, namun juga sebagai negara yang mulai merangkak naik untuk berperan pada dinamika internasional.
Kesuksesan Bahasa Indonesia menapaki tangga dunia tentu tak lepas dari peran dan kebanggaan para anak bangsa yang tetap membumikan Bahasa Indonesia meski tinggal berbeda negara.
Tentang mereka, warga biasa yang memperkenalkan Indonesia lewat jalan bahasa, beberapa cerita terkumpul di Kompasiana. Cerita tentang semangat dan kekuatan tekad berbagi di jalan bahasa, itulah intisarinya.
Semoga Bahasa Indonesia dapat semakin mendunia.
Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)
*Tulisan sejenis lainnya bisa dibaca dalam tag Intisari.