Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Cerita Warga Biasa Mengawal Bahasa Indonesia Mendunia

20 Agustus 2016   20:38 Diperbarui: 21 Agustus 2016   05:34 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

* [caption caption="Ilustrasi by @Funnyzone"][/caption]

Bahasa Indonesia semakin bernilai untuk dipelajari di mata dunia, struktur dan tata Bahasa Indonesia yang tidak mengenal banyak pemisahan kata ganti justru menjadikannya semakin "ramah" di lidah penutur asing.

Seperti dikutip dari kompas.com, Bahasa Indonesia semakin banyak diminati oleh masyarakat dunia, terbukti hingga saat ini kurang lebih 40 negara telah mempelajari Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.

Kepopuleran Bahasa Indonesia di luar negeri tentu tak lepas dari peran para diaspora Indonesia yang dengan berbagai cara mengenalkan Bahasa Indonesia di negara rantaunya, salah satu cara mengawal bahasa Indonesia adalah dengan mengajarkannya. Sejumlah diaspora Indonesia melakukannya, beberapa cerita tertuang di Kompasiana, ketika warga biasa mengawal Bahasa Indonesia mendunia, inilah intisarinya:

1.Mengajar Bahasa Indonesia di Hongkong dengan "R" Sebagai Kendala Utama

Pengalaman berkesan dirasakan oleh Rina Sutomo ketika merantau ke Negeri Beton: Hongkong. Di sana, Rina mendapati bahwa Mengajar Bahasa Indonesia di sekolah dasar lebih mudah daripada mengajar Bahasa Indonesia di luar negeri, khususnya Hong Kong yang mayoritas penduduknya menggunakan bahasa Cantonese dalam percakapan sehari-hari.

Lanjut Rina, Perbedaan aksen dan kebiasaan mengeja kata menggunakan Bahasa Inggris membuat mereka mengulangi kesalahan yang sama saat membaca artikel maupun belajar berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Langkah awal dalam belajar Bahasa Indonesia adalah pelafalan huruf vokal dan konsonan, mengingat pelafalan huruf antara Bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris tidaklah sama.

Menurut pengalaman Rina selama mengajar, Kesalahan yang sering terjadi saat belajar melafalkan huruf konsonan adalah pelafalan antara B dan P, C dan J, D dan T, G dan K. Bukan sering dibaca Pukan, Pulang dibaca Bulang, Jika dibaca Cika, Dimana dibaca Timana, dan Guru dibaca Kuru. [caption caption="Bahan Ajar Bahasa Indonesia Oleh Rina di Hong Kong Dok Rina Sutomo"]

[/caption]

Untuk mengatasi kesalahan ini kita dapat mencoba teknik "Berat dan Ringan", untuk huruf P, C, T dan K kita arahkan mereka untuk mengucapkan huruf dengan ringan atau menggunakan suara bibir. Sedangkan untuk huruf B, J, D, dan G diucapkan dengan berat atau menggunakan suara akar lidah. Jelasnya lebih rinci.

Ada salah satu huruf yang membuat mereka ragu untuk menyebutnya saat belajar bahasa Indonesia, yaitu huruf R yang terletak diawal kata. Jika huruf R terletak di tengah atau akhir dari suatu kata maka mereka dengan mudah dapat meleburkan pelafalan huruf R dengan huruf sebelum dan sesudahnya.

Misalnya kata Seharusnya, karena R berada ditengah mereka tanpa ragu dapat mengucapkannya meskipun samar-samar (lebih terdengar seperti L), pada dasarnya mereka tidak pernah melafalkan R secara jelas dalam bahasa Inggris maupun bahasa Cantonese. Sedangkan untuk R diawal kata, misal Rabu akan dibaca erabu, karena sejak kecil mereka sudah terbiasa mengucap R = Arrow. Urai Rina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun