Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Melihat Potret Kampanye Pemilu di 4 Negara

21 Juli 2016   10:47 Diperbarui: 21 Juli 2016   20:16 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil pemilu jepang dok Weedy Koshino

Ada papan besar yang di dalamnya sudah dibagi beberapa kotak untuk penempelan poster. Ukurannya juga sudah ditentukan, jadi gak bisa serakah dua kolom buat muka dia sendiri. Jatah satu kolom itulah diperuntukkan bagi para kandidat menempelkan poster dirinya untuk di pamerkan.

Papan tersebut juga tidak bisa ditancapkan di sembarang tempat sudah ditentukan tempat-tempatnya. Biasanya di taruh di daerah keramaian, seperti dekat halte bis, daerah stasiun, sekitar taman dan sebagainya. Sangat rapih dan teratur!

Jadi jangan harap kita bisa menemukan gambar-gambar muka para kandidat ini di tempel di batang pohon, tiang listrik, atau tembok rumah orang, tandas Weedy. Paparan menarik, ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

  • Belajar Kampanye ala Jerman
    Di Jerman, ada tren baru poster kampanye yang tidak menampilkan wajah politisi. Gambar poster lebih banyak didominasi oleh gambaran visi partai atau politisi. Misalkan gambaran keluarga bahagia dengan rumah yang menunjukkan bahwa partai akan memperjuangkan terpenuhi kebutuhan hidup rumah tangga.

    Gambar dalam poster dibuat untuk memberikan gambaran positif dan simpatik dengan disertai beberapa teks yang memiliki efek sugesti kuat. Selayang pandang amatan Cahaya Kumalasari tentang masa kampanye di Jerman.

    Jika partai ingin memasang poster bergambar wajah politisi, ada peraturan tak tertulis yang harus dipatuhi yaitu tidak boleh melakukan manipulasi gambar untuk memperbaiki penampilan. Alasan terkuat dari larangan ini adalah manipulasi gambar dapat menghilangkan keotentikan wajah sang politisi, jelas Kumala.

    Pemasangan poster baik dengan atau tanpa gambar wajah di Jerman memiliki beberapa peraturan, di antaranya tidak boleh mengganggu arus lalu lintas dan umumnya tidak boleh menempel di pepohonan. Poster boleh dipasang sebanyak-banyaknya jika memiliki dana dan tenaga untuk memasang atau menempel.

    Hal terpenting dari kebebasan memasang poster ini bahwa kewajiban partai untuk membersihkan kembali poster yang telah dipasang setelah masa kampanye dan pemilu berakhir. Pelanggaran berupa kelalaian dalam membersihkan poster akan menyebabkan partai tersebut dikenai denda oleh pemerintah.

    Selain itu, bentuk kampanye lainnya adalah penampilan para kandidat di muka umum.
    Biasanya dilakukan di pusat kota (daerah pebelanjaan) dan sangat umum dilakukan pada hari sabtu sebagai puncak masyarakat beraktivitas. Umumnya ada satu panggung kecil sederhana tempat wakil partai berorasi mengenai visi dan misinya. Kadang kampanye ini dilakukan bersama-sama oleh beberapa partai yang kemudian secara bergilir menyampaikan visi dan misinya.

    Kemudian, bentuk kampanye yang paling sederhana di Jerman adalah Kampanye paling sederhana adalah membagikan brosur ke rumah-rumah. Brosur diselipkan ke kotak surat atau di sisi kaca mobil. Ukuran brosur mulai seukuran kartu nama hingga leaflet A4, tutur Kumala. Paparan yang informatif.

  • **
    Menjelang sebuah pesta demokrasi kampanye, apapun bentuknya, hal tersebut merupakan gerbang awal perkenalan antara warga dan bakal wakilnya, karenanya masa-masa kampanye seyogyanya adalah periode mawas diri bagi para politisi untuk mengisi masa tersebut dengan informasi yang membangun. Bukan sekadar hiburan semu yang justru mengganggu.
    **
    Itulah selayang pandang potret kampanye pemilu di berbagai negara dalam catatan Kompasianer. Para warga biasa yang tentunya menginginkan demokrasi yang tertib berjalan di Indonesia. Semoga bermanfaat!

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun