Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebidang Rabu Abu Buat Melukismu

10 Februari 2016   23:10 Diperbarui: 11 Februari 2016   00:04 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: Pada Suatu Rabu abu

Bising merajah aksara

Jejak sejakku lenyap di ubun-ubun kota

Langit belum mendekap purnama

Mungkin ia belum ingin

Namun Pasang lebih dulu tiba

Seketika membungkam Jakarta

 

Menengok sebentang Rabu abu

Pada September yang dulu

Dimanakah serunai pualam?

Ilalang yang kutitipkan kisah panjang Rabu itu

Merunduk tersapu angin senja

Malam menghampiriku setelahnya

Dengan bulan separuh wajah

 

Merambati sepucuk Rabu abu

Sekumpul tanya meledak dalam benak

Sementara kakiku menyusur jejak

Secepat kereta delapan kuda

Aku mengejar pertanda

Sembari membendung banjir sedapatnya

Genangan dimataku sendiri

 

Meniti Rabu abu yang kini 

Menanti kamis sebelas di bulan dua

Maka puisi adalah ucap yang puasa

Bahkan ia akan terus berbicara

Meski Tak didengar iramanya

 

Aku tetiba terbangun 

Kamu, butiran air yang bergulir turun 

Tertatih letih di ujung daun  

Apakah masih sama: bernama embun? 

 

Aku mulai tak mengenali

Kamu yang sengaja pergi 

Sebab musim tak pasti

Ataukah ini anomali?

Entah apa yang tepat menamai

Diantara itu ada jeda, tapi

 

Aku menolak rebah 

Meski kaki ini patah

Aku tak akan menyerah

Dengan atau tanpa kamu

Masih ada aku pada sebait Rabu

Hingga nanti 

Gelap berganti cahaya

Sampai abu menghilang sendirinya

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun