Genangan dimataku sendiri
Â
Meniti Rabu abu yang kiniÂ
Menanti kamis sebelas di bulan dua
Maka puisi adalah ucap yang puasa
Bahkan ia akan terus berbicara
Meski Tak didengar iramanya
Â
Aku tetiba terbangunÂ
Kamu, butiran air yang bergulir turunÂ
Tertatih letih di ujung daun Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!