Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Katakan Putus TransTV: Tayangan Minim Esensi, Menjual Emosi, Mempecundangi Hak Privasi

21 November 2015   19:14 Diperbarui: 4 April 2017   17:47 24129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada titik ini, Trans TV melalui program Katakan Putus telah melecehkan kepentingan publik dengan menyiarkan tayangan yang sama sekali tidak ada gunanya untuk kepentingan publik.

Lebih dari itu Program katakan Putus Trans TV telah mempecundangi hak privasi, karena yang diangkat adalah masalah kehidupan pribadi, pacaran, perselingkuhan dan segala hal yang sekali lagi tidak untuk ditampilkan di depan publik.

Parahnya lagi menjual emosi menjadi jurus andalan program ini

Adalah Komo Riki, seseorang yang (rasanya) masih memiliki masalah dalam memenejemen amarahnya tapi dipaksa membantu klien menyelesaikan kasus asmara. Jika sudah emosi, Komo yang bertindak sebagai host sekaligus kokas seringkali kedapatan membentak-bentak klien yang menurutnya ngeyel.  Jujur beberapa kali "terpaksa" menonton acara ini demi sebuah penelitian lepas membuat saya berpikir;

"Si Komo Riki ini mau mengawal orang menyelesaikan kasus atau mau marah-marah sepanjang kasus?" 

Sungguh, memang butuh kesabaran menghadapi apa maunya orang, terlebih jika itu tuntutan pekerjaan, dan sungguh bukan begitu caranya seorang koord yang baik memperlakukan orang. Bukan dengan bentak-bentak dan kekerasan yang justru menambah panjang urusan.

Emosi, teriakan, tangisan dan bentakan menjadi menu andalan yang disajikan dalam program ini sungguh tidak mendidik sama sekali.

Lebih dari itu,

Sejak kapan emosi, teriakan dan bentakan bisa membantu menyelesaikan  suatu masalah?- Apapun bentuknya. Lalu siapa juga orang yang mau dibantu untuk diselsaikan kasusnya tapi dengan cara dibentak-bentak dan dikasari, dibumbui emosi tinggi? Sekali lagi adegan pertengkaran dan debat tanpa manfaat disajikan dalam program tersebut demi rating, dan celakanya lagi, program ini tayang pada sore hari dimana besar kemungkinan anak-anak yang baru pulang sekolah sedang menonton televisi dan menyaksikan program tak bermutu semacam itu.

Sekali lagi, Katakan putus tak lebih dari program tak mendidik, yang hanya mengandalkan jual emosi dan mempecundangi hak privasi. Tidak ada faedah baik yang dapat ditarik demi kepentingan publik.  

Lebih dari itu,  bagi penulis pribadi yang "terpaksa" menonton program ini demi penelitian lepas, Program katakan putus menjadi sebuah refleksi, seketika penulis merasa bersyukur sekali- meski dalam konteks berbeda, bahwa saya yang seorang mahasiswi, selama magang, hingga sekarang sedang mengerjakan penelitian skripsi, serta satu penelitian lepas tentang program ini, Alhamdulillah saya belum pernah punya Koordinator data yang emosinya seperti si Komo Riki :) yang hobi membentak-bentak orang. Cuma itu yang bisa saya petik, karena selebihnya, program katakan putus tidak memiliki manfaat sama sekali yang bisa ditarik, terlebih untuk kepentingan publik yang mentah-mentah sedang dipecundangi oleh Trans TV lewat program tersebut yang seluruh materi acaranya merupakan masalah pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun