Singkat cerita, 5 hari kemudian saya berhasil wawancara singkat dengan Jokowi dengan cara men-doorstop Jokowi di Kawasan Monas bersama para wartawan *To be Continue*
Singkat cerita, makalah saya dan tim mendapat nilai A dari dosen yang mengajar matakuliah. Tapi dosen saya hanya tersenyum sambil menjelaskan secara khusus pada saya prihal kenekatan surat yang saya bikin sendiri untuk wawancara orang sekaliber Ahok.
"Harusnya suratnya diurus ke akademik dulu, bukan yang begini yang dibawa." Kata dosen saya.
Saat itu untuk pertama kalinya saya sadar kalau saya ini mahasiswa nekat sekaligus beruntung. Nekat karena hanya bawa surat izin seadanya dan beruntung karena banyak yang bantuin: makanya bisa dapat wawancara meskipun nembak dan akhirnya bisa menyelesaikan tugas makalah itu.
Sampai saat ini, wawancara tembak dengan sejumlah orang masih sering saya lakukan, tapi untuk surat izin penelitian saya gak berani lagi bikin sendiri, setiap mau penelitian atau wawancara pasti saya urus surat izin resminya ke bagian akademik kampus! Lengkap dengan stempel kaprodi :)
Cerita diatas adalah tentang Sosok Ahok yang sederhana dalam catatan saya, seorang mahasiswa tingkat awal yang nekat bin dodol saat itu.
Mahasiswa nekat yang hanya bawa surat kampus seadanya diterima dan dibiarkan Ahok untuk menembaknya wawancara. Ahok; sosok yang mungkin kontroversial dimata sebagian orang, dimata saya Ahok adalah sosok yang sederhana yang tidak pelit berbagi waktunya ditengah padatnya agenda kerja.