Setelah salat subuh, ia bergegas dengan jarak tempuh hampir dua jam menuju Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Stasiun Bogor setiap harinya. Ia biasa pulang ke rumah saat fajar telah tenggelam di lautan.
"Pokoknya habis subuh berangkat pulangnya biasa jam 7 darisini sampe rumah jam 8-an, Abah ga bisa mandi air dingin harus selalu masak air panas takut sakit. Kemarin juga anak ngajak salat gerhana Abah ga ikut badan lagi sakit jadi langsung tidur habis mandi".
Terik matahari mulai memasuki celah-celah tiang (JPO) Stasiun Bogor, angin pun sedikit berhembus menerbangkan spanduk-spanduk yang terpasang di sisi tangga. Bising klakson kendaraan cukup memekakkan telinga. Beginilah tempat berdagang Abah Tohir, tak mengeluh justru Abah Tohir bersyukur masih diberi rezeki setiap harinya.
Tarif jasa timbang berat badan yang dipasangnya memang hanya Rp 3.000. Namun, Abah Tohir terlihat tidak mau diberi uang lebih cuma-cuma. Dengan senyum yang menghiasi wajahnya, Abah Tohir meminta pelanggan menaiki alat timbang. "Ayo ditimbang dulu", tuturnya sambil mengajak guyon pelanggan.
Dengan kondisi sedikitnya orang yang berlalu-lalang di sepanjang (JPO) akibat pandemi, Lelaki yang tak sempat mendapat ijazah SD ini tetap bersemangat menjual jasa timbang berat badan.
Pendapatan yang tidak seberapa itu berharap bisa mencukupi kehidupan lima anak dan satu cucunya. Abah Tohir rela pulang-pergi dengan jarak jauh untuk berjualan. "Biasanya cuma dapet Rp 50.000 sehari, Rp 20.000 nya buat ongkos angkot, sekarang apalagi sepi corona", imbuh Kakek berusia 87 tahun itu.
Meskipun resiko diusir SATPOL PP, namun Abah Tohir tetap semangat mencari nafkah demi anak-anak dan cucunya. Ia terlihat sangat menyayangi cucunya itu karena dihampir setiap pembicaraan terselip nama Ica.
"Kemarin Ica pengen berenang sama temen-temennya, Alhamdulillah baju renang kebeli kasian Ica gaada ibunya Abah yang rawat", dengan mata sedikit berkaca-kaca abah melanjutkan kembali ceritanya. "Kadang Ica juga ikut kesini neng nemenin Abah" tambahnya.
Selain tujuan mencari nafkah, dibanding berdiam diri dirumah Abah Tohir memutuskan untuk menghabiskan waktunya menjajakan jasa timbang berat badan saja di (JPO) Stasiun Bogor karena hal itu membuatnya senang. (SUC)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H