Karakter Atticus Finch dalam To Kill a Mockingbird karya Harper Lee adalah contoh karakter ideal yang menjadi panutan moral bagi pembaca. Atticus mempertahankan prinsip keadilan dan kemanusiaan meskipun menghadapi tekanan sosial, yang memberi teladan bagi pembaca untuk berpegang pada nilai-nilai mereka (Lee, 1960).
Penyampaian Nilai-nilai Melalui Tragedi dan Transformasi
Karya klasik sering kali menggunakan tragedi dan perjalanan transformasi karakter untuk menyampaikan nilai-nilai moral. Dalam A Christmas Carol karya Charles Dickens, Scrooge mengalami transformasi dari seorang yang kikir menjadi sosok dermawan. Melalui perubahan ini, Dickens menyampaikan pentingnya belas kasih dan kedermawanan dalam kehidupan, nilai yang mendorong pembaca untuk merenungkan empati sebagai landasan hidup yang baik (Dickens, 1843).
Kesimpulan
Pengaruh filsafat eksistensialisme, teori Marxis, dan moralitas dalam sastra klasik berperan penting dalam membentuk tema-tema yang mendalam dalam karya sastra. Melalui cerita yang menghadirkan kebebasan, kecemasan, dan pencarian makna hidup, eksistensialisme memberikan perspektif baru bagi pembaca modern. Pendekatan Marxis, di sisi lain, memungkinkan sastra menjadi media kritik terhadap ketimpangan sosial dan ekonomi. Akhirnya, sastra klasik dengan pesan moralnya terus berfungsi sebagai panduan bagi pembaca dalam membentuk karakter dan nilai-nilai hidup.
Daftar Pustaka
- Camus, A. (1942). L'tranger. Paris: Gallimard.
- Sartre, J.-P. (1938). La Nause. Paris: Gallimard.
- Kafka, F. (1925). The Trial. Berlin: Verlag Die Schmiede.
- Zola, . (1885). Germinal. Paris: Charpentier.
- Orwell, G. (1949). 1984. London: Secker & Warburg.
- Morrison, T. (1987). Beloved. New York: Alfred A. Knopf.
- Dostoevsky, F. (1866). Crime and Punishment. Moscow: The Russian Messenger.
- Lee, H. (1960). To Kill a Mockingbird. Philadelphia: J.B. Lippincott & Co.
- Dickens, C. (1843). A Christmas Carol. London: Chapman & Hall.