Mohon tunggu...
Sya Wati
Sya Wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswi Universitas Muhammadiyah A.R Fachrudin Prodi Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Filsafat Eksistensialisme, Pendekatan Marxis, dan Moralitas dalam Sastra Modern dan Klasik

31 Oktober 2024   22:55 Diperbarui: 31 Oktober 2024   22:57 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sastra merupakan media yang tidak hanya menceritakan kisah, tetapi juga menjadi alat yang kuat untuk menyampaikan pandangan hidup, kritik sosial, dan pesan moral. Karya sastra, terutama yang berbobot klasik dan modern, sering kali dipengaruhi oleh berbagai aliran pemikiran seperti filsafat eksistensialisme, teori Marxis, dan konsep moralitas. Artikel ini membahas bagaimana pengaruh filsafat eksistensialisme, pendekatan Marxis, dan moralitas klasik membentuk karakter dan tema dalam karya sastra serta dampaknya pada pembaca.

Eksistensialisme dalam Sastra Modern: Kebebasan, Kecemasan, dan Pencarian Makna Hidup

Filsafat eksistensialisme berkembang pesat pada abad ke-20 dan menekankan kebebasan, tanggung jawab, kecemasan, dan pencarian makna hidup di tengah absurditas kehidupan. Eksistensialisme memandang manusia sebagai makhluk bebas yang harus membuat pilihan hidupnya sendiri, tanpa bergantung pada norma atau dogma sosial. Kebebasan ini, bagaimanapun, datang dengan tanggung jawab besar yang sering kali membawa kecemasan eksistensial, karena individu dihadapkan pada kesadaran bahwa hidup tidak memiliki makna yang diberikan

Kebebasan dan Tanggung Jawab

Dalam novel L'tranger karya Albert Camus, tokoh utama, Meursault, menjalani hidupnya tanpa peduli pada norma sosial atau moral. Ia hidup seolah-olah tanpa aturan, yang merupakan bentuk dari kebebasan eksistensial. Namun, seperti yang digambarkan oleh Camus, kebebasan Meursault menuntut konsekuensi berat saat ia harus berhadapan dengan hukum dan masyarakat, yang akhirnya memaksanya mempertanggungjawabkan pilihan hidupnya (Camus, 1942).

Kecemasan dan Ketidakpastian

Dalam karya La Nause karya Jean-Paul Sartre, karakter utama merasakan kecemasan mendalam ketika ia menyadari bahwa eksistensinya tidak memiliki dasar pasti. Sartre menggambarkan bahwa kecemasan ini timbul dari kesadaran bahwa manusia hidup dalam dunia tanpa struktur atau makna yang tetap. Melalui novel ini, Sartre menunjukkan bahwa keberadaan manusia bersifat absurd dan penuh ketidakpastian, di mana setiap orang harus menghadapi kenyataan tanpa pegangan mutlak (Sartre, 1938).

Pencarian Makna Hidup

Eksistensialisme juga berfokus pada pencarian makna hidup dalam dunia yang acuh dan absurd. Dalam The Trial karya Franz Kafka, tokoh Joseph K. mengalami absurditas saat terjebak dalam sistem peradilan yang penuh birokrasi tanpa makna, membuatnya mempertanyakan esensi hidupnya. Kafka menggambarkan pencarian makna hidup sebagai perjuangan tanpa akhir dalam dunia yang dingin dan tidak peduli, sebuah kritik terhadap keterasingan manusia dalam masyarakat modern (Kafka, 1925).

2. Pendekatan Marxis dalam Sastra: Kritik Ideologi Sosial dan Ekonomi

Pendekatan teori Marxis dalam sastra memandang karya sastra sebagai cerminan atau kritik terhadap sistem kekuasaan dan kondisi sosial-ekonomi. Teori ini menilai bahwa sastra tidak berdiri sendiri tetapi sangat dipengaruhi oleh struktur kelas dan ekonomi yang mendominasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun