Mohon tunggu...
Syauqi Hafiz
Syauqi Hafiz Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ponpes Husnul Khotimah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hamas - Israel | Sebagian Kompasioner Jadi Agak Sok Tahu

12 Juli 2014   13:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:34 12197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1405122954191581766

5, 6, 7. Wah, ini bahasannya panjang. Tapi singkatnya begini: UUD 1945 menghendaki ENYAHNYA segala penjajahan atas segala bangsa. Sesuai konstitusi Indonesia, Israel WAJIB ENYAH dari bumi Palestina, karena merupakan bentuk penjajahan yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Jika Indonesia sesuai konsekuensi konstitusionalnya tidak mengakui Israel, dan selamanya tidak akan mengakui Israel, maka apa pantas ‘two state solution’ dianggap merupakan solusi internasional? Setidaknya, konstitusi kita sudah jelas sikapnya.

Dan uniknya, sikap Hamas dan Indonesia ternyata sama! Indonesia dengan petunjuk konstitusinya yang berkonsekuensi selamanya tidak akan mengakui Israel, sejalan dan senada dengan piagam deklarasi Hamas yang juga selamanya tidak akan mengakui Israel. Slogan Hamas yang akhir-akhir ini populer: Lan na’tarif bi Israil, Selamanya kami tak akan pernah mengakui Israel, bukankah sejalan dengan konstitusi kita?

SANGAT TIDAK PANTAS seorang warga Indonesia tidak menghormati UUD 1945 dengan mengatakan bahwa solusi Palestina-Israel adalah solusi dua negara hidup berdampingan.

Dua artikel anda cukup menarik, mencoba untuk menyeimbangkan perspektif pembaca dalam memahami konflik Palestina-Israel Tapi cara anda sangat salah, menjatuhkan satu pihak supaya terlihat sama-sama imbang. Sungguh bukan itu caranya. Cukuplah anda pahami konflik Palestina dengan pendalaman bertahun-tahun, dari berbagai sumber, termasuk sumber Palestina. Buka mata dan telinga anda lebar-lebar kepada kedua pihak. Bukan menutup mata dan telinga anda dari satu pihak. Bukan keseimbangan perspektif yang terjadi, tapi sikap yang paradoks disana-sini.

Saudara Opa Jappy, saya akui, saya termasuk golongan yang anda sebut ‘Kaum Pecinta Hamas’, dan saya memohon anda maafkan saya jika ada kesalahan kata atau ungkapan yang tak berkenan. Peace, salaam, shalom. Terima kasih, syukran, todah.

Lo tetosu beshamim azzah ve shamim shelanu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun