Di tahun yang sepi, tanpa suara ilahi, Â
Manusia berlari, mengejar mimpi sendiri. Â
Kota berdebu, lampu neon berkelap, Â
Di tengah keramaian, hati terasa rapuh.
Pagi datang tanpa doa, Â
Senyum palsu jadi senjata. Â
"Bisa apa kita tanpa-Nya?"Â Â
Tanya terjawab dengan tawa.
Sang pemimpin, dengan khotbah megah, Â
Menjanjikan surga, tapi dunia pun kelah. Â
Korupsi meraja, keadilan terbenam, Â
Di antara janji, semua jadi kelam.
Kita buat patung dari uang dan hawa, Â
Menyembah kekuasaan, bukan yang lebih esa. Â
Kehidupan berputar, seperti roda gila, Â
Satu tahun tanpa Tuhan, kita semua terlena.
Malam datang, bintang-bintang redup, Â
Bukan karena awan, tapi hati yang terpuruk. Â
Jalanan sepi, hanya suara langkah, Â
Mencari arti di bawah langit yang kelam.
Ah, satu Tahun tanpa Tuhan, Â
Bukan hilang, tapi terbenam dalam kesenangan. Â
Saat fajar menyingsing, harapan kembali, Â
Mungkin kita butuh Dia, lebih dari yang kita sadari.
Paji HajjuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H