Siapa yang tak kenal dengan Adonara
Tanah mahar gading tapi tak pernah melahirkan gajahÂ
Tanah manusia pembunuh yang sejak dahulu kala tersingsing nama besarnya Timur ke barat pun tau siapa Adonara.
Bersenjata kenube gala dan berselimut nowi kewatekÂ
Namanya harum dari selatan dan utara pulau berdarah iniÂ
Koda kaka ama gena "kaka dike arin sare" Kaka susah arin bantu, arin susah kaka bantu.
Lewo kaka ari llepati Bugalima berdarah hari iniÂ
Kaka ari menggores luka pada tubuh sendiri Tubuh yang dibangun bernazar pada damai dan saling bantuÂ
Ini pun seketika memecahkan suara tangis dan gelak panik diantara penghuninya.
Eee lewotana Adonara
Luka nenek moyang kembali terkoyakÂ
Darah segar dan cuatan daging jelas memapar kembali kisah kelam Adonara
Kewatek dan nowimu tersayat
Genderang perang berbunyi nyaring lantas membidikan panah kematian.
Nostalgia tanah pembunuh pun kembali bercerita tentang jati diri Adonara.
Kaka ari
Kemarin sudah cukup lelah inak amak mencari nafkah untuk menghidupi keluarga
Sudah saatnya dia kembali ke istana bambu penuh tawa itu untuk beristirahat
Alas jerami dan balutan kumpulan benang sakral itu sudah cukup membawa dia menghilangkan penat
Namun di azan subuh saat fajar hendak tiba
Istana bambunya dilahap api
Bagaimana nasib ina ama yang sedang dibuai mimpi
Berharap kembali pulih dari letih kemarin untuk memulai roda hari yang tak berhenti ini.
Ingatkah kita, kepada tabuhan gong gendang pemersatu,
Penangkal segala penyakit nuu maya apu angi
Bukan tentang tabuhan gendang perpecahan dan permusuhan antara saudara kaka ari.
Bukan pula tentang kenube gala yang saling menyakiti
Ataupun beradu diatas tulang berbalut dagingÂ
Tapi ini tentang parang dan tombak yang saling melindungi,, tentang mesranya adat istiadat AdonaraÂ
Yang tak satupun dunia punya, hanya milik AdonaraÂ
Semua pun tau kita pulau romantis, kita sungguh romantis.
Cerita kita tak jauh dari ina yang gigih menyulam petak cinta diatas benangÂ
Untuk ama yang bersenjata kenube gala agar keberanian dan gagahnya Adonara tetap menjadi mahkota dalam balutan nowi
Cukup lengkap berlingkar potongan senae Menggambarkan jati diri Adonara yang tak hilang ditelan masa.
Adat istiadat yang dijunjung tinggi dalam perbedaan sudah menjadi santapan manis kita
Budaya unik dan eksotis menjadi sampul sangarnya Adonara
Dunia mengenal kita berwajah kejam namun berhati malaikat
Hanya suara kasar,, tapi etika dan kesantunan menjadi ciri khas mesranya orang Adonara
Hanya Kita Kan.
Saudara Ku,, jangan tinggalkan ingatan kita tentang kisah kasih ini
Sungguh kami berkecil hati, bagai dibentak niat hatiÂ
Ingin menangis melihat saudara kita harus kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan kenyamanannya ditanah kelahirannya sendiri
Entah malam tiba ataupun pagi menyingsing Pasti bimbang hati saudaraku tak akan reda seturut tragedi ini.
Kita saudara, sudah sepantasnya pendam hati kita bicarakan dalam rangkulan hangat
Tak setuju pun kita selesaikan dalam damai.
Mari tinggalkan pacutan perang kita ganti dengan gandengan tangan
Jangan biarkan parang berbicara ataupun tombak berteriak
Sudah cukup kaka ari saling mendengarkan juga menguatkan.
Jangan biarkan anak istri kita menangis ataupun saudara kita kehilangan harapan hidup
Duduklah bicarakan ini dari hati ke hati InsyaAllah Tuhan lewotana merestui keputusan juga itikat baik untuk perdamaian ini.
"Redamkan api amarah, suguhkan hati dingin ingin berbicara, damaikan Adonara pulau berdarah, hangatkan tanah perang dengan canda tawa."
Lekas membaik Adonaraku
Kami merindukan romantisnya kita
Sudah cukup kelam masa lalu membiru
Kini sudah saatnya kita bangun asa baru.
Oleh: SusantyLemane
Waiwerang, 21 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H