Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan yang Mengantar Manusia pada Tujuannya

26 Agustus 2020   05:59 Diperbarui: 26 Agustus 2020   06:04 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata kita temukan satu lagi, bahwa kehidupan kita telah banyak dituntut prestasi pribadi dan kualitas kerja individu. Kita telah hampir kehilangan kata "kita" dan "kata" bersama. Yang kita kenal kemudian adalah saya, aku, kamu, kalian, dia dan mereka. Terminologi kita hampir saja hilang jika kita tidak segera meng-uri-uri-nya.

Urusan pribadi lebih penting dari sekedar berkumpul dengan tetangga kita. Kita lebih enak membayar kas lebih daripada ikut berjaga malam dan digigiti nyamuk di pos ronda. Budaya komunal dalam masyarakat telah jauh terkikis habis. Padahal itu yang banyak dipuji dan sanjung oleh-bangsa maju yang saat ini mulai merasakan bertapa sepinya dunia tanpa tetangga yang bisa asik disapa saban pagi dan sorenya.

Kembali ke jalan, secara filosofis jalan itu adalah laku, sehingga mestinya jalan itu mengantarkan manusia pada tujuannya. Dimanakah sebenarnya jalan itu akan berakhir? Tidak ada yang tahu.

Yang dapat kita lakukan adalah menikmati perjalanan itu, yang siap mampir berhenti ketika sampai di satu terminal, berhenti ketika perut lapar untuk makan, berhenti untuk buang hajat alami perut kita, berhenti untuk sekedar menyapa saudara-saudara kita yang kebetulan berpapasan dengan ramah. Mengapa tidak.

Jika kita lurus saja mengejar titik akhir perjalanan, saya khawatir kita justru akan menemui jalan buntu yang sempit dan sunyi, atau bahkan tak pernah menemukan apa-apa.

Semarang, 24 Jan. 10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun