Mengikis Islam Phobia
Tentu kita tidak akan melupakan peristiwa sebelas September 2001 di Kota New York? Ketika World Trade Centre (WTC) di tabrak pesawat yang kemudian diklaim pelakunya adalah Osamah bin Laden bersama jaringannya Al Kaida. Bush dengan sangat tegas kemudian mengemukakan pidato kepada seluruh negara di dunia, persis seperti dalam film-film holywood, "Anda bersama kami memerangi terorisme, atau menjadi musuh kami."
Sejak saat itu, tiba-tiba Islam memiliki wajah yang begitu mengerikan. Ketika kita sebut Islam, maka yang muncul dalam benak kita adalah bom, teroris, pembunuhan, potong tangan, qisos. Bahkan di Swis, tidak lama kemudian muncul karikatur Nabi yang di balik kepalanya ada sumbu bom yang siap meledak.
Amerika melalui media internasional sangat berhasil dengan komunikasi massanya, mempengaruhi persepsi orang-orang, bahwa Islam memang menakutkan. Bahkan bagi penganut Islam sendiri, untuk mengaku sebagai Islam, sering menambahkan di belakangnya, "Saya Islam tapi moderat."
Sudah saatnya umat Islam bangkit. Menampilkan Islam pada sisi yang indah, terbuka, dan rasional. Jangan sampai substansi ajaran Islam yang mulia, yang merupakan rahmat bagi seluruh alam, terhambat hanya karena kebodohan ummatnya tidak mampu menterjemahkan Islam dalam konteks yang luas dan dalam. Pendekatan kultural dengan memahami aneka perbedaan dalam masyarakat, mungkin adalah solusi untuk berkomunikasi, dalam rangka mengikis Islam Phobia yang menjangkit masyarakat dunia saat ini. (Syarif)
*Artikel ini pernah dipublikasikan dalam Majalah PesanTrend Edisi 3 tahun I, Mei 2009 dengan judul "Membaca Fenomena Gus Dur dan PKS"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H