Keistimewaan bulan Ramadhan tersebut hanya akan nyata kalau kita sebagai ummah yang berada di dalamnya memanfaatkan bulan ini sebaik-baiknya. Keberadaan bulan yang istimewa, tentu harus diperlukan pula sikap istimewa terhadap Ramadhan.Â
Paling tidak ada tiga persiapan yang bisa dilakukan oleh kita dalam rangka menyambut Ramadhan. Pertama, persiapan batiniyah atau ruhaniyah. Kedua, persiapan lahiriyah, dan ketiga persiapan teknis. Allah menyatakan bahwa siapa gembira akan kedatangan bulan Ramadhan dihramkan atasnya api neraka.
Pertama, persiapan batiniyah atau ruhaniyah. Persiapan ini dilakukan dalam dimensi akal dan hati. Menyambut Ramadhan harus dengan pengetahuan dan pemahaman paling dalam terhadap segala bentuk ibadah yang ada di dalamnya, tentang filosofi dan tujuan dari semua ibadah tersebut. Dengan pemahaman yang bernar dan dalam ini akan melahirkan keyakinan dan kemantapan dalam beribadah.
 Inilah hubungan akal dan hati, akan akan membenarkan dan hati kemudian meyakini. Apa saja rahasia puasa dan segala ibadah Ramadhan, sehingga pasca Ramadhan kelak kita benar-benar akan sampai pada yang diharapkan Allah, yakni menjadi insane yang muttaqin. Jalan praktisnya, jangan lelah untuk belajar dan menambah ilmu tentang Ramadhan dan pernik-pernik ibadahnya, sehingga kita menghadapi Ramadhan dengan jiwa yang mantap.
Kedua, persiapan lahiriyah. Persiapan ini adalah dimensi lahir, dimana segalanya bisa diukur secara kuantitatif, namun masih dalam kerangka dimensi ibadah Ramadhan. Di awal Ramadhan mestinya kita sudah bisa memprediksi, bagaimana kita akan meningkatkan segala kualitas ibadah kita.Â
Dimana kita akan jamaah, berapa ayat yang akan kita tadaruskan. Target sedekah seperti apa yang kita harapkan, berapa rekaat shalat malam kita, kebaikan-kebaikan apa yang kita rencakan selama bulan istimewa ini.
Ketiga, persiapan teknis. Untuk bisa mencapai atau merealisasikan dua target di atas, maka perlu dipersiapkan segi teknisnya. Siapkan tempat ibadah yang bersih dan nyaman. Hamper semua takmir rumah ibadah kerja bakti membersihkan dan menghias rumah ibadah tersebut.Â
Makan buka dan sahur dengan makanan yang bergizi agar terjaga kesehatan. Dengan sehatnya badan, diharapkan akan maksimal dalam melaksanakan kegiatan ibadah Ramdhan.Â
Baju dicuci dan semprot minyak wangi dan lain sebagainya. Namun, jangan sampai persiapan teknis ini menjadi perhatian utama, karena jika kita terjebak dalam persiapan teknis, tanpa mempersiapkan semangat lahiriyah dan batiniyah kita, yang terjadi adalah baju yang indah, rumah ibadah yang nyaman, namun semangat ibadahnya kendor. Akan menjadi omong kosong jadinya.
Terakhir, bulan Ramadhan adalah juga dikenal sebagai bulan Riyadhoh. Bulan untuk latihan. Kawah candradimukanya orang Islam. Diharapkan kelak, Ramadhan akan mampu menjadi cermin bagi perilaku kita pada sebelas bulan setelahnya hingga bertemu kembali dengan Ramadhan berikutnya.Â
Bukan hanya menjadi bulan yang numpang lewat kemudian hilang. Sangat eman-eman. [Syarif_Enha@Nitikan, 19-6-2015]