"Ayah sakit ya?" kataku.
"Tidak Nak, ayah tidak sakit. Hanya kurang istirahat" kata ayahku sambil menatapku.
Lalu, aku pun memijit pundaknya sambil mengenang perjuangan ayahku ketika aku masih kecil.
Â
Kini aku paham. Meski sakit, ayahku tetap ingin menyenangkan hatiku. Ia tidak mau aku terlihat sedih. Momen itulah, kali pertama aku memijit pundak ayahku.
Â
Aku melihat betapa senang wajah ayahku. Aku makin terharu. Atas sosok ayahku, yang tetap berusaha tegar sekalipun sedang sakit.
Hingga aku memaksa ayahku untuk pergi ke dokter. Aku pun mengantar ayah ke dokter spesialis. Dan setibanya di klinik, aku pun berbisik ke dokter; "Tolong lakukan yang terbaik untuk ayahku Dok, jangan pertimbangkan biaya" kataku.
Â
Alhamdulillah, hari ini aku sudah tuntas mengantar ayahku ke dokter. Hingga dalam perjalanan pulang, aku berpikir, "berapa banyak anak yang tidak paham dengan ayahnya sendiri seperti aku. Selama ini aku tidak paham betapa besar cinta ayah kepadaku".
Â