Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Apa Artinya Cinta Seorang Ayah?

23 Agustus 2024   14:55 Diperbarui: 23 Agustus 2024   23:46 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayah sakit ya?" kataku.

"Tidak Nak, ayah tidak sakit. Hanya kurang istirahat" kata ayahku sambil menatapku.

Lalu, aku pun memijit pundaknya sambil mengenang perjuangan ayahku ketika aku masih kecil.

 

Kini aku paham. Meski sakit, ayahku tetap ingin menyenangkan hatiku. Ia tidak mau aku terlihat sedih. Momen itulah, kali pertama aku memijit pundak ayahku.

 

Aku melihat betapa senang wajah ayahku. Aku makin terharu. Atas sosok ayahku, yang tetap berusaha tegar sekalipun sedang sakit.

Hingga aku memaksa ayahku untuk pergi ke dokter. Aku pun mengantar ayah ke dokter spesialis. Dan setibanya di klinik, aku pun berbisik ke dokter; "Tolong lakukan yang terbaik untuk ayahku Dok, jangan pertimbangkan biaya" kataku.

 

Alhamdulillah, hari ini aku sudah tuntas mengantar ayahku ke dokter. Hingga dalam perjalanan pulang, aku berpikir, "berapa banyak anak yang tidak paham dengan ayahnya sendiri seperti aku. Selama ini aku tidak paham betapa besar cinta ayah kepadaku".

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun