Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Keanehan Saat DAAI TV Liputan ke Taman Bacaan Lentera Pustaka

6 Juni 2020   14:56 Diperbarui: 6 Juni 2020   14:58 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Harapan saya sebagai pendiri dan kepala program TBM Lentera Pustaka sederhana. Agar pemerintah memberi perhatian yang lebih besar atas keberadaan dan eksistensi taman bacaan. 

Pendidikan itu bukan hanya formal saja di sekolah. Tapi ada pendidikan masyarakat yang sifatnya informal dan nonformal seperti taman bacaan. Maka pemerintah harus peduli, siapapun harus peduli kepada taman bacaan. 

Caranya pedulinya seperti apa terserah saja. Wabah Covid-19 ini jadi bukti bahwa pendidikan formal tidak siap dalam keadaan darurat. 

Maka Ketika anak-anak "dirumahkan" maka taman bacaan sebagai bagian pendidikan masyarakt harus diberdayakan. Taman bacaan mampu menjadi "tempat alternative" anak-anak saat di luar sekolah. Pikiran ini harus ada di pemerintah dan aparatur manapun dan harus bertindak nyata untuk taman bacaan.

Itulah 5 keanehan yang ada di TBM Lentera Pustaka sebagai taman bacaan yang mengemban misi untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi masyarakat. Maka ke depan, taman bacaan di manapun harus terus memperkuan peran dan tanggung jawabnya sebagai bagian pendidikan masyarakat. 

Harus dikelola dengan profesional dan penuh komitmen, bukan hanya sambilan atau seadanya. Taman bacaan harus punya program yang jelas, kreatif dalam mengelola, dan menyenangkan untuk anak-anak yang membaca.

Agar kegiatan membaca di mata anak-anak. Sehingga taman bacaan menjadi tempat membaca yang menyenangkan, bergaul dengan rileks, dan belajar dengan ceria. Agar anak-anak tidak tergerus dengan gempuran era digital yang kian kebablasan... Salam literasi #Tamanbacaan #BudayaLiterasi #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun