Karena sifat kepo, biasanya lahir dari rasa "ingin tahu" yang dimuali dari niat dan perasaan yang tidak baik. Terlalu mau tahu urusan orang lain. Atau bisa jadi iri dan benci pada orang yang diceritakannya. Kepo, mereka yang lebih peduli untuk "melihat ke luar" daripada "menengok ke dalam".
Lalu, apa yang salah dari kepo?
Tentu, tidak ada yang salah bagi yang tidak tahu moral. Karena bila salah, kaum kepo-is pasti sudah masuk penjara. Seperti koruptor, penerima suap atau penjahat yang tertangkap. Manusia kepo sering lupa. Bahwa tiap orang itu punya sisi baik dan sisi buruk. Karena hidup memang realitasnya ada baik ada buruk. Maka harus bisa diterima dengan lapang dada. Soal apapun, pada siapapun.
Manusia kepo itu lupa.Â
"Allah itu membenci tiga perkara: 1) bergosip, 2) menyia-nyiakan harta, dan 3) banyak bertanya". Begitu kata Nabi Muhammad SAW. Apalagi bila akhirnya jadi bikin mudharat, ketimbang maslahat.
Jadi tidak usah kepo.
Untuk apa bertanya. Bila akhirnya menyusahkan diri sendiri. Apalagi bikin orang lain tidak nyaman. Lalu, merusak hubungan baik yang telah terjalin. Sungguh, lebih baik introspeksi diri. Karena bila orang lain salah, tentu diri kita belum tentu benar.
Maka berhati-hatilah. Karena manusia kepo, tanda bahwa dia belum kelar dengan dirinya sendiri. Sehingga gagal berbuat baik pada orang lain. Jauh dari bermanfaat untuk orang lain.Â
Manusia kepo. Hanya bisa menilai orang lain dengan standar dirnya sendiri. Tapi gagal, menilai dirinya sendiri dengan standar orang lain. Dasar kepo ... #BudayaLiterasi #FilosofiKepo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H