Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Manusia Kepo

27 Januari 2020   04:35 Diperbarui: 27 Januari 2020   04:35 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena sifat kepo, biasanya lahir dari rasa "ingin tahu" yang dimuali dari niat dan perasaan yang tidak baik. Terlalu mau tahu urusan orang lain. Atau bisa jadi iri dan benci pada orang yang diceritakannya. Kepo, mereka yang lebih peduli untuk "melihat ke luar" daripada "menengok ke dalam".

Lalu, apa yang salah dari kepo?

Tentu, tidak ada yang salah bagi yang tidak tahu moral. Karena bila salah, kaum kepo-is pasti sudah masuk penjara. Seperti koruptor, penerima suap atau penjahat yang tertangkap. Manusia kepo sering lupa. Bahwa tiap orang itu punya sisi baik dan sisi buruk. Karena hidup memang realitasnya ada baik ada buruk. Maka harus bisa diterima dengan lapang dada. Soal apapun, pada siapapun.

Manusia kepo itu lupa. 

"Allah itu membenci tiga perkara: 1) bergosip, 2) menyia-nyiakan harta, dan 3) banyak bertanya". Begitu kata Nabi Muhammad SAW. Apalagi bila akhirnya jadi bikin mudharat, ketimbang maslahat.

Jadi tidak usah kepo.

Untuk apa bertanya. Bila akhirnya menyusahkan diri sendiri. Apalagi bikin orang lain tidak nyaman. Lalu, merusak hubungan baik yang telah terjalin. Sungguh, lebih baik introspeksi diri. Karena bila orang lain salah, tentu diri kita belum tentu benar.

Maka berhati-hatilah. Karena manusia kepo, tanda bahwa dia belum kelar dengan dirinya sendiri. Sehingga gagal berbuat baik pada orang lain. Jauh dari bermanfaat untuk orang lain. 

Manusia kepo. Hanya bisa menilai orang lain dengan standar dirnya sendiri. Tapi gagal, menilai dirinya sendiri dengan standar orang lain. Dasar kepo ... #BudayaLiterasi #FilosofiKepo

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun