Berawal dari garasi rumah, TBM Lentera Pustaka kini telah menjadi sentra pembelajaran informal anak-anak usia sekolah dan masyarakat. Selain mengajarkan adab kepada anak-anak, TBM Lentera Pustaka pun mengusung motto #BacaBukanMaen.Â
Agar anak-anak tidak melulu bermain sepulang sekolah. Tapi mau dan terbiasa untuk membaca di taman bacaan. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah.Â
Anak-anak yang tidak "tergilas" media sosial (Literasi Media Sosial TV Parlemen -- 17 Okt 2019) bahkan tidak perlu terlibat urusan politik yang membingungkan (Literasi Politik TV Parlemen, 22 Oktober 2019). Agar tercipta masyarakat yang literat dalam berbagai bidang kehidupan.
Tidak muluk-muluk. TBM Lentera Pustaka hanya ingin tetap konsisten meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah dan memberantas buta huruf kaum ibu. TBM Lentera Pustaka bertekad menjadi taman bacaan sebagai tempat yang menyenangkan bagi anak-anak.Â
Karena itu, TBM Lentera Pustaka kini sedang mewujudkan "Kebun Baca Lentera" sebagai tempat nyaman membaca di kebun, di samping bertekad mewujudkan "motor baca" yang siap keliling ke kampung-kampung dalam menularkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak yang selama ini belum mendapat akses bacaan. Tentu, semua niat baik tersebut membutuhkan partisipasi korporasi, donator, dan relawan agar bisa terealisasi.
TBM Lentera Pustaka pun kini telah menjadi rujukan kegiatan literasi di Indonesia. Seperti menjadi narasumber Majalah Kartini tentang "Pentingnya Literasi Dalam Memilih Buku Bacaan Di Tengah Gelombang Buku Impor" No. 2497 edisi Agustus 2019 dan narasumber "Motivasi Anak Membaca" Harian Jawa Pos -- Januari 2018. Komitmen dan konsistensi kegiatan membaca inilah yang menjadikan Pendiri TBM Lentera Pustaka, Syarifudin Yunus meraih UNJ Award 2017 bidang Pengabdian Masyarakat.
Maka TBM Lentera Pustaka pun mengajak seluruh pihak untuk lebih peduli terhadap tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah. Agar mereka tidak tergilas oleh gempuran teknologi dan era digital yang kian mengungkung hidup manusia.
Dan yang paling penting. Taman bacaan pun harus mampu menjadi tempat menyenangkan bagi semu kalangan, di samping menjadi "lading amal" bagi semua orang. Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau tidak sekarang , kapan lagi? Tegakkan terus tradisi baca dan budaya literasi ... AYO KITA MEMBACA #TBMLenteraPustaka #BudayaLiterasi #BacaBukanMaen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H