Turn taking atau giliran berbicara pada akhirnya adalah manifestasi penggunaan bahasa dalam interaksi politik, yang mencakup: 1) aspek isi, menyangkut topik yang didiskusikan dalam percakapan; secara eksplisit, melalui preposisi, atau diimplisitkan dengan berbagai macam cara; termasuk mengelola topik dan 2) aspek formal percakapan, menyangkut proses percakapan yang terjadi; aturan-aturan yang dipatuhi; dan 'keberurutan' yang dicapai dalam memberikan dan memperoleh giliran sesuai mekanisme turn-taking seperti jeda, interupsi, overlap, dan sebagainya.
Strategi turn taking yang digunakan Jokowi dan Prabowo dalam Debat Pemilihan Presiden 2019 pun dapat menunjukkan gaya bahasa penuturnya dalam percakapan, di samping dapat dikaitkan dengan karakteristik sistem pengambilan giliran bicara para penuturnya.
Bila dari segi penutur, turn taking atau giliran berbicara dalam Debat Pemilihan Presiden 2019 didapati Jokowi berkontribusi 32%, sementara Prabowo berkontribusi 42% dan moderator 26%. Maka dalam realitas politik, ternyata tidak selalu demikian? Itulah bagian dari "dialektika" politik yang terjadi di Indonesia.Â
Antar kemampuan berbahasa  dan bernalar boleh jadi tidak sama, tidak berbanding lurus. Menang di Panggung, Kalah di Telikung ... #TurnTaking #Penelitian #Unindra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H