Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Dosen Unindra Terjun Berantas Buta Aksara

2 Agustus 2019   10:04 Diperbarui: 2 Agustus 2019   10:10 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penanganan buta aksara untuk usia lanjut diakui Kahar bukan perkara yang mudah. Ada dua pendekatan pengentasan buta aksara untuk kalangan usia yang tidak lagi produktif ini.

Pertama dengan multi keaksaraan dan keaksaraan mandiri. Pada prinsipnya kedua kegiatan di atas sama-sama fokus pada pengentasan buta huruf yang permanen.

Khusus untuk keaksaraan mandiri, kegiatan pengentasan buta huruf dipadukan dengan kegiatan hasta karya mandiri. Hal ini bertujuan agar peserta buta aksara yang memasuki usia lanjut tidak jenuh dengan materi-materi pembelajaran.

"Keterampilan tapi bermuatan pembelajaran sehingga mereka tidak melulu mengetahui keterampilannya," jelas Kahar.

Tahun ini, ada enam provinsi yang menjadi fokus pengentasan buta aksara di Indonesia. Meliputi Papua, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat.

Keenam provinsi itu masuk zona merah, angka buta huruf dari total penduduknya berada di atas 4 persen atau lebih tinggi dari rata-rata nasional. Kontur geografi wilayahnya masuk kategori daerah Tertinggal, Terluar dan Terdepan (3T).

Pemerintah tak mematok target muluk-muluk. Tahun ini setidaknya angka buta aksara turun 0,5 persen dari 2,7 persen total penduduk yang buta huruf.

Kahar sadar, selain keterbatasan anggaran, faktor wilayah yang masih terdapat penduduk buta huruf tidak mudah dijangkau. Hal ini yang menyulitkan petugas dan pegiat sosial di lapangan mengatasi masalah tersebut.... Salam Geberbura #TBMLenteraPustaka #Geberbura #BudayaLiterasi

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun