Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyembuhkan "Rasa Sakit" di Masa Pensiun via DPLK

10 Desember 2018   07:42 Diperbarui: 10 Desember 2018   07:55 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si B menyetor iuran DPLK Rp. 1.000.000 per bulan atau 10% dari gaji pada saat usia 37 tahun. Dengan asumsi hasil investasi 9% per tahun selama menjadi peserta DPLK dan pensiun di usia 56 tahun (19 tahun masa kepesertaan), maka akan diperoleh akumulasi dana DPLK mencapai Rp. 1,1 milyar.

 

Si C menyetor iuran DPLK Rp. 1.000.000 per bulan atau 10% dari gaji pada saat usia 48 tahun. Dengan asumsi hasil investasi 9% per tahun selama menjadi peserta DPLK dan pensiun di usia 56 tahun (8 tahun masa kepesertaan), maka akan diperoleh akumulasi dana DPLK mencapai Rp. 184 juta.

Maka dapat digambarkan ilustrasi DPLK sebagai berikut:

ilustrasi-pensiun-2-crop-5c0db95ec112fe071d7cad85.jpg
ilustrasi-pensiun-2-crop-5c0db95ec112fe071d7cad85.jpg
Ilustrasi atau angka perhitungan di atas cukup menjadi bukti. Bahwa DPLK memang dapat menyembuhkan "rasa sakit' di masa pensiun. Namun bila setiap pekerja sudah menyisihkan dana untuk masa pensiun melalui program pensiun DPLK, maka dipastikan tidak aka nada rasa sakit di masa pensiun. Malah sebaliknya, menjadi peserta DPLK dipastikan dapat meraih kesejahteraan yang memadai di masa pensiun. Saat bekerja YES, saat pensiun OKE. 

Ketahuilah, banyak pekerja yang hanya "menikmati" jerih payah bekerja hanya untuk di masa bekerja saja. Namun setelah masa pensiun, tidak ada ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan biaya hidup mereka. Itulah keadaan yang bisa menimbulkan "rasa sakit" di masa pensiun.

Maka, sadarilah bahwa masa pensiun itu sama pentingnya dengan masa bekerja. Maka mempersiapkan masa pensiun sama pentingnya dengan hidup sejahtera di masa bekerja. Bedanya sederhana, masa pensiun buat nanti, sedangkan masa bekerja buat sekarang. Tapi harus diingat, mempersiapkan dana untuk masa pensiun itu bukan "gimana nanti" tapi "nanti gimana".

Bila tidak ingin "sakit" di masa pensiun, maka carilah "obat" yang paling mujarab untuk tetap sejahtera di masa pensiun.... Salam #SadarPENSIUN #YukSiapkanPensiun #EdukasiPensiun #LiterasiPensiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun