Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Manfaatkan "Big Data", Bagaimana DPLK Menghasilkan Uang?

13 Agustus 2018   18:56 Diperbarui: 13 Agustus 2018   21:44 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks industry dana pensiun atau DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), big data menjadi "persoalan besar". Inilah tantangan yang harus segera dicari solusinya. Demi keberlangsungan bisnis DPLK agar bisa lebih optimal ke depan dan lebih "market oriented". Potensi besar bisnis yang ada di dana pensiun, tidak lagi bisa disikapi sebagai wacana. Harus ada eksekusi dan aksi nyata dalam bentuk tata kelola big data. Tujuannya satu, agar pekreja dan masyarakat Indonesia sejahtera di masa pensiun, masa ketika tidak bekerja lagi.

Bahkan lebih dari itu, big data di DPLK, adalah cara sederhana untuk memulai cara pemasaran baru secara retail untuk program DPLK. Cara beda dan memberi tantangan dalam memperlua penterasi market dana pensiun di Indonesia. Coba dibayangkan. Bila big data diberlakukan di DPLK, berapa potensi dana yang bisa terkumpul dari 50 juta pekerja formal? Atau dari 70 juta pekerja informal di Indonesia yang sama sekali tidak tahu dan sulit mendapatkan layanan dana pensiun?

Big data dan di atas semua itu, sungguh diperlukan "keberanian" dan eksekusi pemanfaatan big data sejak dini. Tentu, atas landasan optimismen bukan pesimisme. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa memajukan industri dana pensiun ke depan ...

Itulah simpulan Seminar Big Data OJK hari ini, 13 Agustus 2018 di Yogyakarta yang dihadiri sekitar 400 profesional dari industri keuangan non bank (IKNB).

How to make money? Using big data and changing the way of DPLK business .... #BigDataOJK #YukSiapkanPensiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun