Dalam konteks industry dana pensiun atau DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), big data menjadi "persoalan besar". Inilah tantangan yang harus segera dicari solusinya. Demi keberlangsungan bisnis DPLK agar bisa lebih optimal ke depan dan lebih "market oriented". Potensi besar bisnis yang ada di dana pensiun, tidak lagi bisa disikapi sebagai wacana. Harus ada eksekusi dan aksi nyata dalam bentuk tata kelola big data. Tujuannya satu, agar pekreja dan masyarakat Indonesia sejahtera di masa pensiun, masa ketika tidak bekerja lagi.
Bahkan lebih dari itu, big data di DPLK, adalah cara sederhana untuk memulai cara pemasaran baru secara retail untuk program DPLK. Cara beda dan memberi tantangan dalam memperlua penterasi market dana pensiun di Indonesia. Coba dibayangkan. Bila big data diberlakukan di DPLK, berapa potensi dana yang bisa terkumpul dari 50 juta pekerja formal? Atau dari 70 juta pekerja informal di Indonesia yang sama sekali tidak tahu dan sulit mendapatkan layanan dana pensiun?
Big data dan di atas semua itu, sungguh diperlukan "keberanian" dan eksekusi pemanfaatan big data sejak dini. Tentu, atas landasan optimismen bukan pesimisme. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa memajukan industri dana pensiun ke depan ...
Itulah simpulan Seminar Big Data OJK hari ini, 13 Agustus 2018 di Yogyakarta yang dihadiri sekitar 400 profesional dari industri keuangan non bank (IKNB).
How to make money? Using big data and changing the way of DPLK business .... #BigDataOJK #YukSiapkanPensiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H