Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anda Belum Kelar dengan Diri Sendiri?

5 Oktober 2017   02:36 Diperbarui: 5 Oktober 2017   04:20 3012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Gimana cara anak-anak yatim dan gak mampu tetap bisa bersekolah?

- Gimana anak-anak bisa dapat akses buku bacaan biar paham?

- Gimana cara agar orang belajar tetap semangat dan antusias?

- Gimana cara orang lain bisa senang dengan kehadiran kita? Bukan malah bingung karena kehadiran kita?

Sekali lagi, buatlah diri kita kelar dengan diri kita sendiri. Setelah itu, kita baru bisa memikirkan dan bertindak buat orang lain? Selagi belum bisa begitu, maka sudah pasti "kita belum kelar dengan diri sendiri".

Mereka yang belum kelar dengan diri sendiri. Sudah barang tentu, hidupnya dalam buaian mimpi dan semakin jauh dari realitas. Seperti orang pacaran bilangnya "sayang" tapi kerjaannya "berantem" melulu. Kalo orang kerja aktivitasnya padat tapi gak ada kontribusinya. Aneh bin ajaib...

Belum kelar dengan dirinya sendiri.

Terbius dalam perasaan nyaman untuk dirinya sendiri tanpa peduli orang lain. Lingkungannya terlihat kuat padahal keropos alias kosong. Sepertinya banyakyang dipikirkan tapi gak ada satupun yang dikerjakan. Mereka gak hidup dalam KENYATAAN tapi hidup dalam HARAPAN. Ibarat "orang mata melotot tapi hampa". Karena belum kelar dengan diri sendiri.

Belum kelar dengan diri sendiri.

Sungguh, bukan soal siapa kamu dan apa kamu? Tapi soal dari mana kamu lalu mau ke mana kamu?

Maka kembalilah... Introspeksilah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun