Terus terang, gak ada tempat di manapun yang gak punya masalah. Tinggal masalah, mampu atau tidak kita mengakomodasi setiap konflik yang terjadi. Kemarin-kemarin, saya lihat UNJ gagal mengakomodasikan konflik yang ada di internal mereka. Mungkin, karena terbuai oleh AROGANSI INTELEKTUAL, kesombongan akademis. Saling ego, saling gak mau mengalah.
Terus terang aja. UNJ itu gak ada masalah aja, sudah punya masalah. Soal kualitas belajar, soal prestasi yang diharapkan, soal riset yang harus dikedepankan, soal citra kampus, soal lingkungan kampus. Dan yang paling penting "creating good news" sehebat-hebatnya....
Ke depan, UNJ harus bangun tradisi akademis dan mampu akomodasi konflik internal. Itu saja sudah cukup...
Sekali lagi, UNJ itu kampus, bukan rumah tangga bukan partai politik. Harus ada "keteladanan dalam menyikapi masalah atau konflik". Jujur, saya sih gak sudi kalo "almamater tercinta" terus-terusan berjibaku dengan soal-soal yang gak produktif. Daya juang, energi dihabiskan untuk "sesuatu" yang malah mencoreng almamater. Hijrahlah dari KEMARIN yang kurang baik ke ESOK yang lebih baik, lebih mencerahkan....
Dan ketahuilah...
Apapun alasannya, KEBENARAN HARUS TETAP DI ATAS HARGA DIRI. #UNJKeren
Syarifudin Yunus - Alumni Bhs. Indonesia 89
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H