Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nafsu Manusia; Belum Berkuku Hendak Mencubit

25 Juli 2017   06:30 Diperbarui: 25 Juli 2019   07:14 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin, sebagian orang beranggapan. Semakin mampu melampiaskan hawa nafsu maka ia makin bahagia. Atau bahkan, kekuasaan hanya menjadi kendaraan untuk mengcuilkan yang lainnya. Apalagi merasa punya pangkat, jabatan, dan harta. Orang-orang yang lupa. Bahwa bahagia itu ada bila mampu menguasai nafsunya. Tapi sebaliknya, siapapun akan sengsara bila dikuasai nafsunya.

Belum berkuku hendak mencubit. Itu hanya pepatah. Agar manusia tetap eling dan waspada. Karena pepatah itu nasehat, sebuah wejangan. Agar kita selalu berhati-hati dalam hidup. 

Maka esok, gak usah cemas apalagi khawatir sedikitpun. Atas apa yang dipikirkan, dikatakan orang lain. Karena mereka sedang dalam keadaan tidak mengerjakan apapun. TETAPLAH LAKUKAN YANG TERBAIK, selagi masih bisa selagi masih ada waktu tersisa.

Karena sekarang, sama sekali gak cukup punya pikiran yang bagus kalo gak mampu menggunakannya dengan baik. Salam ciamikk #TGS #NafsuManusia

ttd5-5d38f48c097f367b120ce894.jpeg
ttd5-5d38f48c097f367b120ce894.jpeg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun