Lha itu jawabnya, lebih sederhana lagi. Paling gampang, karena gak punya waktu. Atau gak bisa menulis. Atau gak punya ide. Atau mikirin takut tulisannya gak bagus. Atau takut tulisannya gak ada yang baca. Wajar karena alasan-alasan itu, mereka jadi gak mau menulis. Nah kalo dipikir-pikir, itu semua terjadi karena mereka menganggap menulis tidak sederhana. Menulis jadi rumit karena pikirannya sendiri.
Coba tanya, dimana ada perbuatan yang gak kenal tempat, gak kenal waktu. Gak mikirin punya uang atau gak. Gak mikiran butuh pangkat atau tidak. Gak mikirin kaya atau miskin. Gak mikirin pintar atau bodoh. Jawabnya hanya MENULIS. Sungguh, menulis itu mudah dan menyenangkan.
Lalu, apa enaknya menulis?
Menulis itu bukan hanya enak. Tapi enak banget. Enaknya tiada tara, tak terkatakan. Alasannya sederhana. Enaknya menulis itu sepertiminum kopi di pagi hari; memberikan energi dan kesegaran yang tiada tara. Maka buat saya, kalo hidup mau punya energi dan selalu segar, caranya adalah membiasakan untuk MENULIS.
Tapi jangan bilang enaknya menulis seperti nikmatnya orang yang bersenggama ya. Sama sekali tidak seperti itu. Enaknya menulis itu lebih bersifat batiniah, lebih ke soal jiwa dan pikiran. Jiwa yang sehat, pikiran yang waras maka energi hidupnya hebat. Ciamikk lagi ….
Asal tahu saja, sekarang ini banyak orang yang fisiknya tidak sama dengan batinnya. Raganya tidak seindah jiwanya. Makin ke mari, makin banyak orang yang stress, orang frustasi. Di dekat kita, banyak orang yang galau, gelisah, resah. Gak tahu sebabnya apa? Tapi kalo dilihat fisiknya, raganya sih sehat-sehat saja. Hanya batinnya, jiwanya HAMPA alias KOSONG.
Mengapa bisa terjadi?
Karena mereka hidup dalam rekayasa, dalam kamuflase. Bisa jadi, hidupnya tergilas zaman, terbelenggu gaya hidup. Serba khawatir, serba tengok kiri tengok kanan. Jadi gak nyaman, jadi penuh was-was. Tapi kalo ditanya kenapa? Pasti mereka gak bisa jawab. Karena mereka sendiri gak tahu kenapa itu terjadi …. Aneh kan.
Jadi, mengapa saya harus menulis?
Busyett nanya lagi. Iya itu tadi jawabnya. Menulis agar tetap sehat dan waras serta punya energi lagi. Siapapun yang sakit pikirannya, jiwanya maka obatnya adalah MENULIS.
Sungguh dengan MENULIS, saya bisa menebar inspirasi dan motivasi kepada banyak orang di luar sana. Saya bisa mengekspresikan perasaan atau menyuarakan hati yang kadang gak bisa diungkapkkan. Saya bisa membuat dunia baru dalam hidup lewat tulisan. Dan yang terpenting, saya bisa bebas mau jadi apa saja dengan menulis.