Mohon tunggu...
Zahra Nissa
Zahra Nissa Mohon Tunggu... -

seorang pemimpi sabana kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Simbok

5 Mei 2014   04:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:52 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wanita itu separuh abad, memanggul bungkuk

Mengumpul ranting kering, penyambung hidup

Tegapnya berlalu di mamah renta

Meski kobar semangat setara praja

Tertatih dia menebar benih

Pada sawah-sawah pemeram kerinduan pada hujan

Sedang capung, belalang mencumbu batang padi

Sejenak mesra kemudian pergi

Dia berselingkuh dengan ilalang kering padang tetangga

Simbok kembali menyeret langkah

Susuri jalanan setapak ular membasah

Di punggungnya beban terberat sore itu

Perutku, perutnya juga adek turut bersama

Peluh membanjiri  kulitmu yang keriput

Seulas senyum ompongmu, Mbok

Buat aku rindu ingin memeluk

Membantu usap keringat panas

Dan meringankan beban di bungkukmu

Sinilah, Mbok ...

Sejenak cengkerama

Bercerita tentang sejarah

Kebaya yang tiada pernah menggantung

Lekat bersama, hingga koyak

Dari dulu hingga kini

Prameswari

Smg, 04 Mei 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun