Wanita itu separuh abad, memanggul bungkuk
Mengumpul ranting kering, penyambung hidup
Tegapnya berlalu di mamah renta
Meski kobar semangat setara praja
Tertatih dia menebar benih
Pada sawah-sawah pemeram kerinduan pada hujan
Sedang capung, belalang mencumbu batang padi
Sejenak mesra kemudian pergi
Dia berselingkuh dengan ilalang kering padang tetangga
Simbok kembali menyeret langkah
Susuri jalanan setapak ular membasah
Di punggungnya beban terberat sore itu
Perutku, perutnya juga adek turut bersama
Peluh membanjiri  kulitmu yang keriput
Seulas senyum ompongmu, Mbok
Buat aku rindu ingin memeluk
Membantu usap keringat panas
Dan meringankan beban di bungkukmu
Sinilah, Mbok ...
Sejenak cengkerama
Bercerita tentang sejarah
Kebaya yang tiada pernah menggantung
Lekat bersama, hingga koyak
Dari dulu hingga kini
Prameswari
Smg, 04 Mei 2014