Mohon tunggu...
Syamsuddin Juhran
Syamsuddin Juhran Mohon Tunggu... Oposisi Intelektual -

Ilustrasimu, Imajinasiku . . .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Fitrah; "Bahasa (Nafas) Persatuan"

23 Januari 2016   09:45 Diperbarui: 23 Januari 2016   11:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam bahasa kontemporenya marik kita menguyahkan pengetahuan (ilmu) kepada orang-orang yang buta Akalnya. Tentu dengan cara yang baik penuh hikm, karena tugas kita adalah meyeru buka memakasa.

Allah ta’ala berfiman al-nahl 125 “seruhlah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya hanya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih baih mengetahui tentang siapa yang tersesesat dari jalanNya,dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Dalam relasi Manusia antar Manusia sudah sebaiknya kita kembalikan perkara perselisihan pada sang Hakim yakni Allah dan rasul (Al-Annisa:59). Mari kita membangun relasi dengan cara hikma, berdialog dengan cara yang baik. Inilah cara Islam menjawab fitrah manusia untuk samapai pada diriNya melalui Hujjahnya (syafaat).

Sungguh ini adalah Bahasa yang NYATA. Jika bahasa identik dengan Argument, maka Bahasa yang dicontohkan rasul adalah Bahasa yang berwuju PERBUATAN, Bahasa yang membuat kita memabuk progresif untuk berbuat kearaha yang lebih baik.

Nafas bermanifestasi perbuatan adalah representasi Rahmatan Lil Alamin. Rahmat adalah Rasullulah Saw, dan Perbuatannya (Iman-ahlak) bermanifestasi pada semesta alam. Alam rayapun bergumang (bertasbih).

-Kematian-

Begitu banyak cerita hidup yang menjadi Novel kehidupan, belum ketemui juga hal yang paling romance daripada Novel kematian yakni mati dalam bimbingannya, mudah-mudahan ini yang damaksud dengan masuk kedalam Islam secara keseluruhan (Al-Baqarah:208) dan Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka berserah dirilah kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berserah diri kepadanya. Mudah-mudahan inilah yang dimaksud dengan Islam (Patuh).

 

Aku adalah budak sehaya yang papah. . .

Begitu banyak yang bisa Dia penuhi,

Tapi Aku hanya ingin DirimMu.

 

Wallahu’alam.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun