Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Santri dan Moralitas di Jagat Maya: Refleksi atas Peran Santri di Era Millenial

22 Oktober 2024   06:44 Diperbarui: 22 Oktober 2024   06:46 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Santri memiliki bekal ilmu agama yang kuat, sehingga dapat berperan sebagai pendidik moral di tengah masyarakat. Di era post-truth, di mana kebohongan atau setengah kebenaran bisa menyebar dengan cepat, santri harus menjadi garda terdepan dalam memberikan pemahaman yang benar berdasarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin. Dengan bimbingan dari santri, masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi informasi dan membangun sikap kritis terhadap hoaks.

Memberikan Keteladanan dalam Etika Berteknologi

Santri harus memberikan contoh penggunaan teknologi informasi yang positif dan sesuai dengan ajaran agama. Di era digital ini, banyak konten yang merusak moralitas beredar luas, dan santri harus bisa menunjukkan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti dakwah digital, penyebaran nilai-nilai Islam, dan penguatan ukhuwah.

Menghidupkan Nilai-Nilai Keislaman di Dunia Virtual

Kehadiran santri di dunia maya dapat menjadi penyeimbang terhadap konten-konten negatif yang sering kali mendominasi. Santri dapat berperan aktif dalam memproduksi konten-konten Islami yang mengedukasi, menenangkan, dan memberikan pencerahan moral kepada masyarakat, sehingga dapat menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan bermoral.

Mengembangkan Literasi Digital dan Keagamaan

Santri juga bisa berperan dalam meningkatkan literasi digital dan keagamaan di masyarakat. Mereka dapat mengajarkan bagaimana cara menilai dan memfilter informasi yang benar dan sesuai dengan ajaran agama. Dengan demikian, masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong atau informasi yang menyesatkan, yang sering kali memicu konflik dan krisis moral.

Menjaga Keutuhan Sosial dengan Pendekatan Dakwah yang Adaptif

Santri harus mampu melakukan dakwah dengan pendekatan yang adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk memanfaatkan media sosial dan platform digital. Mereka bisa mengajak masyarakat untuk tetap berpegang pada nilai-nilai agama di tengah perubahan yang cepat. Dakwah yang relevan dengan tantangan zaman akan lebih mudah diterima oleh generasi muda dan masyarakat luas.


Membangun Kesadaran Kritis dan Etika dalam Konsumsi Informasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun