Mohon tunggu...
syam surya
syam surya Mohon Tunggu... Dosen - Berpikir Merdeka, Kata Sederhana, Langkah Nyata, Hidup Bermakna Bagi Sesama

Pengajar dan Peneliti ; Multidicipliner, Humaniora. Behaviour Economics , Digital intelligence

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membumikan Pancasila di Era Digital? Belajarlah dari K-Pop "Army"

28 Juni 2020   10:56 Diperbarui: 29 Juni 2020   09:36 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dengan demikian ide-ide Pak Jokowi untuk  BPIP dan Romo Benny, dari Pembina BPIP, untuk membumikan Pancasila dalam "kebatinan Digital" akan dapat terlaksana. BPIP mungkin hanya bertindak sebagai "Community Fasilitator dan Enggament."  BPIP  sebagai "fasilitator Gotong Royong Digital Warga".  Isi semua Channel media sosial BPIP, Twitter, Instagram dengan konten--konten yang menarik. Jauh dari kesan menggurui tapi berisi film, Animasi, musik atau apapun . Kembali libatkan para tokoh, seniman, artis budayawan disini. 

Ini adalah membuat Membumikan Pancasila dengan Jalan Kebudayaan, Jalan Digital.

Ketiga : Mengembangkan Visi Membangun Nilai --

Mungkin kalau "Pancasila" masih alergi dibeberapa golongan, tidak perlu selalu disebut. Akan tetapi Nilai-Nilai 5 Sila itu yang terus disebarkan secara eksponensial dalan jejaring digital. Sebarkan nilai-nilai Univesal Kemanusiaan dengan model Kolaboratif -- Partisipasi. Ajak Pengorganisasi Media, untuk juga secara rutin mengangkat thema Nilai-Nilai Kebaikan itu.  Belajar dari ARMY, jejaring yang ada menjadi kekuatan gerakan sosial.

Para Tokoh Senior, berkolaborasi dengan Para Youtuber, Anak-anak muda panutan dari berbagai daerah beragam etis bersama- sama menumbuh kembangkan daya bernalar, bertindak, dan berelasi dengan berbasis Nilai-Nilai Luhur Kemanusiaan.  Dengan model ini anak-aak muda akan terkbat aktif dalam kehidupan yang selaras, bertenggang rasa dengan warga lain yang berbeda agama, keyakinan, tradisi, budaya, dan suku bangsa. Dengan model ini akan menciptakan ruang publik yang adil dan setara untuk mengembangkan diri berbasis Nilai.

Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun