Ini menimbukan konsekwensi kesulitan bagi kita untuk memisahkan aspek-aspek tertentu dari biologis kita. Komputer sudah menjadi "mahluk" yang sangat cerdas, seperti dikemukakan Philip Brey (2005).Â
Sejarah teknologi menunjukan bahwa hasilnya selalu "memaksa" kita dan organisasi untuk meninjau kembali peraturan perundangan yang mengatur kehidupan, juga mengatur sistem nilai dan batas etis. Namun sebagaimana Moore, sampaikan dalam easynya ; "What is Computer Ethics (2014) mengingatkan bahwa teknologi dengan kecepatannya yang revolusioner selalu memunculkan apa yang dinamakan "kekosongan kebijakan" .
Komputer selalu memberi kita kemampuan baru dan namun peraturan yang mengatur cara menggunakannya dalam kehidupan sosial selalu terpontang panting tertinggal di belakang.
Kita melihat bagaimana peraturan mengenai "transportasi daring" yang terus belum selesai sampai saat ini, dan selalu menimbulkan gejolak. Tantangan etika komputer adalah merumuskan kebijakan yang akan membantu kita menghadapi dilema ini. Kita harus memutuskan kapan harus mempercayai komputer dan kapan tidak mempercayainya.Â
Data juga menunjukan bahwa permasalahan yang ditimbulkan internet, teknologi, digital dan saat ini virtual serta Big Data tersebut, tidak tidak selalu dapat dipecahkan dengan pendekatan legal/hukum atau peraturan tradisional lainnya. Terlebih dibawah premis masyarakat demokratis. Dan Hasselbalch kembali menegaskan bahwa disinilah peran Etika data di era Digital. Bahwa di era teknologi "Tidak semua yang legal itu etis".
Nilai Tertanam, Etika Digital dan Kompas Kehidupan Kedepan
 Hasselbalch , melihat bahwa terkait dengan etika dan moral, nampaknya agak terlupakan oleh banyak pengembang teknologi. Ada kemasuk akalan, kenapa hal itu bisa terjadi didalam konsep pengembangan teknologi berbasis metode platform thinking atau desain thinking.Â
Metode ini saat ini banyak diajarkan kepada anak-anak muda yang akan bergerak dalam binis di era digital/Start up, umumnya dimulai dengan jawaban atas problema yang dihadapi masyarakat.
Dengan berpikir model platform, maka aplikasi yang akan dibangun didesain selain menyelesaikan permasalahan /problema dimaksud , tapi juga memiliki "keuntungan lain " yang diharapkan dapat diperoleh dari Aplikasi yang dikembangkan.
Minimal dapat data, yang akan diolah, atau aplikasi kita menjadi "Crowd" menjadi banyak pemakai, dan disinilah baru akan diperoleh keuntungan lain.
Jadi prioritas pengembangan aplikasi di era digital, adalah "solusi dan keuntungan ". Sedangkan Komitmen, Tanggung jawab belum menjadi pilihan utama.
Demikian juga para pendesain, pembuat aplikasi "tidak sempat"mengikuti perkembangan implikasi etika yang tak terhitung jumlahnya dari perkembangan teknologi yang pesat saat ini. Kita di tanah air merasakan bagimana GOJEK, membuat dampak sosial yang sangat penting bagi masyarakat di tanah air.Â