Pada intinya, jahatnya algoritnya adalah hanya menyajikan konten konten yang kita sukai, bukan konten konten yang kita butuhkan.
Inilah maksud dibalik kalimat pertama tulisan ini,
Kesuksesan terbesar media sosial adalah menciptakan ilusi di kepala kita, seolah olah layaknya pintu kemana saja, padahal tak lebih dari sekedar tali lusuh yang mengikat kita di satu pohon.
PENUTUP
Model bisnis dari media sosial memang seperti itu, membuat penggunanya berlama lama menghabiskan waktu atau atensi mereka di aplikasi tersebut. Semakin lama dan banyak orang yang menghabiskan waktu di media sosial, maka akan semakin banyak brand yang beriklan di aplikasi tersebut, dan tentu saja dengan begitu ini semua bermuara pada satu hal, yang tiada lain dan bukan adalah uang.
Kita sering kali menganggap bahwa media sosial adalah sesuatu yang bisa kita akses dengan gratis. padahal tanpa kita sadari, kita sudah membayar lebih daripada sekedar dengan uang, melainkan dengan sesuatu yang jauh lebih berharga, yaitu atensi.
Atensi sudah seperti mata uang baru, dewasa ini.
Bijaklah dalam bermedia sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H