Mohon tunggu...
Syakuraa Iffah
Syakuraa Iffah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Lulusan Sarjana, Kok Jadi Ibu Rumah Tangga?

30 Mei 2024   15:22 Diperbarui: 11 Juni 2024   18:15 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Wisudawan. (DOK. Shutterstock via kompas.com)

Nggak perlu bangun pagi-pagi dan dikejar-kejar deadline." Padahal realitanya, memikul tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga juga berat. 

Ia harus serba bisa, mulai dari membersihkan rumah, memasak, mencuci, menyiapkan kebutuhan suami, sampai mengasuh anak. Belum lagi jika ia harus mengurus anak yang rewel di tengah malam. Jam kerjanya sama sekali tidak mengenal waktu dan tidak mengenal upah.

Ibu Sarjana dan Kualitas Pendidikan Anak

Banyak wanita ketika ditanya apa alasannya menjadi ibu rumah tangga, mereka kebanyakan menjawab karena keinginannya fokus mengurus anak. 

Mereka ingin memberikan perhatian yang lebih intensif, mendampingi dalam perkembangan dan pendidikan anak, serta memastikan kebutuhan anak terpenuhi.

Berdasarkan hasil penelitian berjudul "Gender, Perluasan Pendidikan, dan Mobilitas Pendidikan antar Generasi di Seluruh Dunia" yang ditulis oleh Profesor Yang Hu dan Profesor Yue Qian, dikatakan bahwa status pendidikan Ibu berpengaruh besar pada kualitas pendidikan anak. Penelitian ini menguatkan pepatah lama yang berbunyi, "Anak yang cerdas berasal dari ibu yang cerdas".

Ungkapan ini sebenarnya adalah sesuatu yang lumrah terjadi karena seorang Ibu sudah seharusnya menjadi guru pertama bagi anak-anaknya. Ketika ibu menjatuhkan pilihan untuk menyusui anak dengan ASI (Air Susu Ibu), maka di situlah intensitas kedekatan ibu dengan anaknya dimulai. 

Sumber : www.communitiesthatcare.net 
Sumber : www.communitiesthatcare.net 

Ibu yang sering mengucapkan doa ketika akan menyusui sebenarnya secara sadar atau tidak sadar sedang mengenalkan Tuhan kepada bayinya. Maka, penting bagi seorang Ibu untuk selalu mengajarkan tata krama dan nilai-nilai yang baik kepada anak.

Menjadi seorang Ibu tidak cukup hanya dengan berbekal naluri keibuan, tetapi juga harus diiringi dengan ilmu, wawasan luas, serta pemikiran yang matang, dan itu semua hanya didapat jika seorang ibu memiliki pendidikan yang baik. 

Ada beberapa perbedaan yang dapat dilihat dari pola pengasuhan ibu yang berpendidikan tinggi dan yang tidak. Di bidang health care misalnya, setidaknya ibu yang berpendidikan tinggi dapat mengetahui perbedaan antara disease dan symptom. Ia juga dapat memahami term treatment, diagnose dan istilah-istilah dasar lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun