Â
Namun, Jokowi tak hanya teguh pada pendiriannya. Jokowi juga memiliki sejumlah karakter yang mempengaruhi karakternya dalam membangun Indonesia ini, di antaranya adalah empati dan tepo seliro (tenggang rasa), peduli, serta humanis.
Â
Hal itulah yang diungkap dalam diskusi buku Jokowi and The New Indonesia, a Political Biography yang ditulis mantan Deputi I Kantor Staf Presiden Darmawan Prasodjo bersama Tim Hannigan, jurnalis dan akademisi asal Inggris yang fokus pada studi Indonesia dan Asia Selatan.
Â
Dalam buku yang diterbitkan Tuttle Publishing (Periplus Publishing Group) tersebut, Darmawan Prasodjo lebih jauh mengatakan karakter empati dan tepo seliro yang dimiliki Jokowi itu tercermin, misalnya dalam kebijakan pembangunan di Papua.
Â
Menurut lelaki yang biasa disapa Darmo ini, karena rasa empati dan tepo seliro pada masyarakat Papua, Jokowi membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw di Distrik Muaratami, Kota Jayapura dengan sejumlah fasilitas, di antaranya gedung, pasar, dan jalan karena di lokasi tersebut sebelumnya merupakan wilayah kumuh, terisolasi, dan masyarakatnya miskin.
Â
Ketika mengungkap pertemuannya dengan mantan Menteri Energi di era Suharto, Profesor Subroto, menteri yang kerap mengenakan dasi kupu-kupu ini menyatakan bahwa Presiden Jokowi begitu Pancasilais, karena menyeragamkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) di seluruh pelosok Indonesia dengan kebijakan BBM 1 Harga.