Begitu pula, jangan juga menggunakan kebohongan karena ada perasaan takut kalah. Dalam politik itu, kalah dan menang adalah hal biasa. Jangan karena sudah banyak mengeluarkan uang  untuk mengikuti kontestasi pilpres ini, lantas  melakukan kebohongan agar bisa menarik simpati pemilih. Tetap saja, kebohongan itu bukanlah cara yang mulia dan terhormat.
Sekali lagi, perlu untuk  direnungkan. Bagaimana mungkin tujuan politik yang begitu luhur harus dicapai dengan intrik-intrik kebohongan. Bila itu yang terjadi, maka kita tak bisa berharap banyak Pemerintahan yang terbentuk dari kebohongan itu akan membawa sebuah sistem pemerintahan yang akan mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan juga kemaslahatan umum.
Sudah saatnya, dalam upaya meraih kekuasaan politik,  kita semua menggunakan cara-cara yang baik, seperti  melontarkan visi, program-program yang riil untuk masyarakat, dan aksi nyata. Dan, bukan dengan mencari atau memanfaatkan kebohongan-kebohongan, menyebarkan rasa takut, dan juga pesimisme masyarakat sebagai amunisi untuk menyerang lawan politik.
Kembalilah kepada budaya bangsa kita yang sesungguhnya! Terima kasih!
Sumber:
Nu.or.id (08/10/2018): "Politik Kebohongan dan Kebohongan Politik"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H