Mohon tunggu...
Syakira Salsabila
Syakira Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Yang Sedang Menjalani Program S-1 Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kepemimpinan dari Margaret Thatcher, Sang Perempuan Besi

25 Agustus 2024   16:34 Diperbarui: 25 Agustus 2024   16:40 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan keterangan mengenai kepemimpinan yang dilakukan oleh Margaret Thatcher pada paragraf diatas, jika dikaitkan dengan materi dari buku The Leadership Experience  karya Richard L. Daft akan menjadi: 

1.  Berdasarkan teori-teori dasar mengenai kepemimpinan yang disampaikan dalam buku Richard L. Daft, maka jenis teori yang sesuai dengan Margaret Thatcher adalah autocratic behaviors, initiating structure, job-centered leader, concern for production, dan task-oriented. Hal tersebut bisa terjadi karena berdasarkan apa yang saya baca dan pahami, Margaret akan memastikan bahwa apa yang beliau inginkan dapat tercapai, meskipun hal tersebut ditentang oleh banyak pihak dan nantinya berakibat bagi banyak orang. Misalnya: pada kasus buruh diatas, dimana Margaret memastikan bahwa tidak ada buruh yang dapat berdemo dengan membuat aturan yang melarang adanya serikat buruh yang pada saat itu sedang berkembang. 

2. Berdasarkan leader style dari Hersey and Blanchard’s situational theory, maka kepemimpinan dari Margaret Thatcher termasuk kedalam jenis "the telling style (s1)", karena karakter dari Margaret lebih mencerminkan kepada kepedulian yang tinggi terhadap tugas dan kepedulian yang rendah terhadap orang dan hubungan.

3.  Berdasarkan 3 tingkatan dari personal moral development, maka moral devepoment dari seorang Margaret Thatcher berada di tingkat pertama, yaitu preconventional level. Adapun maksudnya adalah bahwa Margaret membuat kebijakan dengan mementingkan penerimaan imbalan yang nantinya akan diterima oleh Inggris.

4. Berdasarkan strategic leadership, maka yang dilakukan oleh Margaret Thatcher adalah membuat Inggris menjadi suatu negara yang liberal dengan membuat hubungan yang baik dengan negara Amerika Serikat.

5. Berdasarkan teori mengenai faktor-faktor membuat personal bias, maka pandangan dari Margaret Thatcher terhadap komunisme terjadi karena prejudice. Hal tersebut terjadi karena Margaret Thatcher menganggap bahwa konsep komunisme adalah sesuatu yang buruk, jika dibandingkan dengan yang namanya konsep liberal. Padahal, pada kenyataanya tidak ada yang benar-benar konsep yang sempurna. 

Referensi

1.  Biography.com. "Margaret Thatcher, The first female prime minister of Britain, Margaret Thatcher was a controversial figurehead of conservative ideology during her time in office." Dalam https://www.biography.com/political-figures/margaret-thatcher (Diakses pada 22 Agustus 2024).

2. Daft, L. Richard. 2023. The Leadership Experience. Boston: Cengage Learning, Inc. 

3. Kontan.co.id. "Lima kebijakan kontroversial Margaret Thatcher." Dalam https://internasional.kontan.co.id/news/lima-kebijakan-kontroversial-margaret-thatcher. (Diakses pada 23 Agustus 2024).

4. Liberto, Daniel. "Margaret Thatcher,The Iron Lady's policies left a lasting mark on the global economy." Dalam https://www.investopedia.com/margaret-thatcher-5223926. (Diakses 23 Agustus 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun