Contoh: Seorang anak mungkin kesulitan menyelesaikan soal matematika yang lebih kompleks, tetapi dengan bimbingan dari teman yang lebih mahir, mereka dapat memahami langkah-langkah penyelesaian soal tersebut dan berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Prinsip-Prinsip Dasar Konstruktivisme
- Aktivitas belajar aktif: Siswa harus dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran untuk membangun pengetahuan mereka.
- Keterhubungan pengetahuan baru dan lama: Pengetahuan baru harus dihubungkan dengan apa yang sudah diketahui siswa sebelumnya, membentuk fondasi pemahaman yang lebih kuat.
- Peran guru sebagai fasilitator: Guru berperan sebagai pembimbing yang membantu siswa menjelajahi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
Contoh: Dalam pembelajaran sejarah, siswa dapat diberi tugas untuk meneliti peristiwa sejarah dengan cara mencari sumber informasi berbeda dan menganalisisnya, daripada hanya membaca buku teks yang telah disiapkan guru.
4. Model Pembelajaran Konstruktivisme
Model pembelajaran konstruktivisme sering melibatkan kerja kelompok, penyelesaian masalah, dan eksplorasi mandiri. Siswa diberikan kebebasan untuk mencari informasi, berdiskusi, dan merumuskan pemahaman mereka sendiri.
Contoh: Dalam pembelajaran tentang perubahan iklim, siswa mungkin diminta untuk bekerja dalam kelompok untuk menganalisis data suhu dunia dan membuat presentasi tentang dampak perubahan iklim di berbagai belahan dunia.
C. Perkembangan Kognitif dan Metakognitif
1. Pengertian Kognitif
Kognitif merujuk pada proses mental yang terlibat dalam pengolahan informasi, seperti memori, perhatian, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Perkembangan kognitif mengacu pada perubahan kemampuan mental seseorang seiring waktu, yang memungkinkan individu untuk berpikir lebih kompleks dan abstrak.
Contoh: Seiring bertambahnya usia, anak-anak mulai bisa berpikir lebih logis dan sistematis tentang masalah sehari-hari, misalnya memahami konsep waktu dan urutan kejadian.
2. Tahap Perkembangan Kognitif (Piaget)