"Alhamdulillah, masih saja ada pemesan. Padahal kalau dilihat dari kondisinya sepertinya sudah tidak memungkinkan," ucapnya.Â
Dalam berbisnis, diakuinya memang terjadi pasang surut. Apalagi kalau sudah terjadi krisis. Meski demikian, hingga saat ini dia mampu menghidupi tiga orang anaknya.
B. Memanfaatkan Jasa Daring.
Saat pandemi, warga masyarakat dibatasi tempat berkumpulnya. Hal itu sebagai antisipasi penyebaran covid-19. Namun baginya, memanfaatkan perkembangan tekhnologi sebuah keharusan, mengingat informasi yang begitu cepat dan mudah didapat.Â
Banyak sekali platform yang mudah diunduh melalui android maupun IOS untuk memenuhi segala kebutuhan kita. Mulai dari memesan, mengirim, bahkan hampir diseluruh layanan pemerintah juga sudah berbasis aplikasi.Â
"Ibarat dunia dalam genggaman," katanya.Â
Penggunaan tekhnologi kian memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Bahkan dalam kondisi pandemi sekalipun internet juga menjadi sebuah solusi ditengah keterbatasan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana bisnisnya masih menerapkan cara manual.Â
C.Memanage Pengeluaran Tak Penting.
 Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari beberapa aspek kebutuhan. Baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Baginya, kebutuhan primer adalah hal yang paling utama. Namun untuk kebutuhan yang lain bisa dilakukan penundaan. Mengingat, kondisi ditengah ketidakpastian membuat orang harus berpikir ulang untuk memenuhi gaya hidup.Â
"Sing penting iso mangan. Nek liyane engko wae lah (yang penting bisa makan. Kalau yang lain nanti dulu lah)," ungkapnya sembari tertawa lepas.Â
Memanage pengeluaran didalam rumah tangga dinilai sangat penting demi keberlanjutan perekonomian dimasa mendatang. Sehingga wabah yang terjadi secara tiba-tiba tidak akan mengganggu stabilitas keuangan yang ada didalam keluarga. (*)