"Ngedepi korona ora usah dipikir nemen-nemen. Lakonono opo sing isok dilakoni, rejeki insya allah ngalir. (Menghadapi korona jangan terlalu dipikirkan. Lakukan apa yang bisa kamu lakukan. Insya allah rejeki mengalir)," tambahnya.Â
Covid-19, memang menghantam sendi-sendi lapisan masyarakat. Mulai dari aspek kesehatan hingga ketahanan pangan rumah tangga. Betapa tidak, sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), masyarakat lebih banyak beraktifitas dirumah. Sekolah, kantor, pabrik banyak meliburkan diri untuk mengantisipasi adanya penyebaran covid-19. Sehingga yang terjadi perekonomian pun menurun.Â
Ditengah ketidakpastian itu, tak sedikit warga yang harus beralih pekerjaan. Misal menjual produk berbasis online, bahkan ada juga yang hanya berdiam diri dirumah tanpa melakukan apapun.Â
Berbeda dengan Cak Gogon, sebagai seorang jurnalis dia tidak hanya mengandalkan pekerjaanya untuk tetap menghidupi kebutuhan keluarga. Dulunya, dia hanya sebagai sirkulasi disalah satu perusahaan media cetak pada tahun 2000 an. Karena semangat dan kegigihannya, dia diterima sebagai jurnalis.Â
Menjadi seorang jurnalis memang membutuhkan komitmen yang tinggi. Terlebih dijaman yang serba canggih, informasi kian mudah didapatkan. Hanya saja, masyarakat masih terbelenggu dengan informasi-informasi yang belum benar adanya.Â
Disituasi yang seperti ini, memang tugas berat seorang jurnalis untuk memfilter informasi hoax. Apalagi saat pandemi covid-19. Kesehariannya, dia mengaku melakukan aktifitas seperti biasanya namun dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Seperti penggunaan masker dan hand sanitizer.Â
Meski meminimalisir tatap muka, dia tetap produktif mengirim berita-berita terupdate. Lantas bagaimana sih cara dia mengelola kebutuhan rumah tangga ditengah ketidakpastian?
A. Memanfaatkan Bisnis CatheringÂ
Selain jadi seorang jurnalis, dia memiliki bisnis cathering "ayam bakar". Bisnis yang dilakoni sejak 15 tahunan yang lalu sampai saat ini masih tetap bertahan. Baginya, memiliki pendamping hidup yang pintar memasak merupakan sebuah  anugerah. Hal itulah yang melatarbelakangi cak Gogon untuk memulai bisnis kecilnya.
Meski dalam kondisi pandemi, dirinya mengaku bersyukur sebab masih ada saja pesanan yang masuk untuk memesan ayam bakar buatan sang istri. Di hari-hari biasa sebelum dilanda covid-19, pesanan ayam bakarnya bisa sampai 50 ekor keatas. Namun, saat pandemi pesanannya terbilang standar yakni 25-50 ekor per hari.Â