Presiden Prabowo menyoroti tantangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Meski demikian, pemerintah telah berhasil menjaga defisit anggaran tetap dalam batas aman dan mempertahankan pengelolaan keuangan negara secara hati-hati. Fokus pemerintah tidak hanya pada pengumpulan penerimaan pajak, tetapi juga pada distribusi yang adil demi pemerataan ekonomi.
Langkah bijak pemerintah ini menunjukkan komitmen untuk terus berpihak pada rakyat. Meski tarif PPN dinaikkan, perlindungan terhadap kebutuhan pokok masyarakat tetap menjadi prioritas utama. Kebijakan ini juga menunjukkan upaya pemerintah dalam mengelola tantangan ekonomi global tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat luas.
Contoh Penerapan PPN 12%
Sebagai gambaran, berikut adalah beberapa penerapan tarif PPN baru:
Hunian Mewah
- Harga jual: Rp50 miliar
- PPN 12% = Rp50 miliar 12% = Rp6 miliar
Total yang harus dibayar adalah Rp56 miliar.
Kapal Pesiar
- Harga kapal: Rp100 miliar
- PPN 12% = Rp100 miliar 12% = Rp12 miliar
Total biaya menjadi Rp112 miliar.
Senjata Api Koleksi
- Harga: Rp5 miliar
- PPN 12% = Rp5 miliar 12% = Rp600 juta
Total harga menjadi Rp5,6 miliar.
Harapan dan Evaluasi ke Depan
Pemerintah berharap kebijakan ini dapat meningkatkan penerimaan negara tanpa memberikan dampak buruk pada ekonomi masyarakat luas. Namun, pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa kebijakan ini tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai penerapan PPN ini harus terus dilakukan agar tidak menimbulkan salah persepsi. Masyarakat juga perlu mendapatkan informasi lengkap tentang barang dan jasa yang terkena kenaikan tarif serta insentif yang tersedia.
Wasana Kata