Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Yandri Susantro, Baru Sehari Menjabat Mendes Bikin Gaduh Nusantara

23 Oktober 2024   09:08 Diperbarui: 23 Oktober 2024   09:12 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahfud dan Yandri Susanto tentang Surat Berkop Kemendes untuk acara keluarga (West Java Today.com)
Mahfud dan Yandri Susanto tentang Surat Berkop Kemendes untuk acara keluarga (West Java Today.com)

Teguran Mahfud MD sebagai Pelajaran Penting

Teguran dari Mahfud MD ini bisa dijadikan pelajaran penting bagi para pejabat publik lainnya. Meski acara yang digelar oleh Yandri Susanto bersifat keagamaan dan tidak ada indikasi penyalahgunaan kekuasaan secara langsung, penggunaan simbol-simbol negara, seperti kop surat kementerian, tetap dianggap tidak pantas dalam acara pribadi. Pejabat publik harus mampu memisahkan antara kepentingan pribadi dan tanggung jawab jabatannya, terutama dalam konteks penggunaan fasilitas dan aset negara.

Mahfud MD, sebagai mantan Menko Polhukam, telah menunjukkan kepekaannya terhadap masalah ini dan segera memberikan peringatan agar kejadian serupa tidak terulang. Ini juga menjadi pengingat bahwa integritas pejabat publik sangat penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara.

Acara Haul Keluarga Yandri Susanto menggunakan Kop Kemendes untuk Undangannya (CNN.Indonesia)
Acara Haul Keluarga Yandri Susanto menggunakan Kop Kemendes untuk Undangannya (CNN.Indonesia)

Wasana Kata

Kasus viral ini mencerminkan betapa pentingnya batasan yang jelas antara kewenangan jabatan publik dan urusan pribadi. Meskipun acara tersebut memiliki tujuan mulia, penggunaan kop surat resmi kementerian tetap menjadi sebuah kesalahan yang tidak bisa dianggap remeh. Tindakan Yandri Susanto yang segera mengakui kesalahan dan berjanji tidak akan mengulanginya di masa depan patut diapresiasi. Namun, kejadian ini seharusnya menjadi pengingat bagi semua pejabat negara untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya, terutama terkait penggunaan fasilitas negara.

Polemik ini juga memberikan pelajaran penting bagi masyarakat bahwa pengawasan publik dan teguran dari tokoh-tokoh penting seperti Mahfud MD dapat menjadi alat kontrol yang efektif terhadap penyalahgunaan kewenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun